tirto.id - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan Kabupaten Banyuwangi menjadi kabupaten/kota tertinggi penyumbang kasus positif COVID-19 pada 24-30 Agustus 2020. Ia mengatakan kenaikan kasus dari 89 kasus kumulatif pada periode 17-23 Agustus naik menjadi 584 kasus pada 24-30 Agustus 2020.
“Kami mendapatkan kabar memang terjadi adanya klaster pesantren yang cukup besar angka penularannya sehingga di Kabupaten Banyuwangi di dua pekan lalu ini, satu minggu kasusnya cuma 89, pekan kemarin naik jadi 584. Ini kenaikannya tinggi sekali, lebih dari 5 kali lipat,” kata Dewi dalam talkshow 'COVID-19 dalam Angka' dari Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Dalam data yang dipaparkan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, kenaikan kasus Banyuwangi mencapai 495 kasus atau 556 persen. Peringkat kedua adalah Jakarta Barat dengan penambahan kasus kumulatif per pekan 489 kasus atau 89,6 persen. Kasus di Jakarta Barat naik dari 546 menjadi 1.035 kasus.
Peringkat ketiga adalah Jakarta Pusat dengan penambahan 363 kasus kumulatif atau 34,7 persen. Kasus di Jakarta Barat naik dari 1.046 menjadi 1.409 kasus.
Keempat adalah Kota Semarang dengan penambahan 359 kasus kumulatif atau 64 persen. Kasus di Jakarta Barat naik dari 561 menjadi 920 kasus. Kelima adalah Kabupaten Bekasi dengan penambahan 307 kasus kumulatif atau 264,7 persen. Kasus di Kabupaten Bekasi naik dari 116 menjadi 423 kasus.
Situasi Banyuwangi patut menjadi perhatian karena daerah bisa saja mengalami penambahan kasus secara tinggi, kata dia. Ia pun menduga, klaster baru muncul karena kemunculan klaster baru di pekan 24-30 Agustus 2020.
“Saya lihat di pekan kemarin muncul, bisa jadi tadi karena memang ada klaster-klaster baru baik dari industri mungkin juga dari kantor atau dari pesantren atau kegiatan keagamaan yang ternyata meningkatkan kasus di wilayah tersebut," kata Dewi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz