tirto.id - Kasus positif COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah naik drastis usai libur panjang Idulfitri 2021. Berdasarkan catatan Satgas COVID-19, kenaikan kasusnya bahkan 30 kali lipat dari 26 kasus menjadi 929 kasus. Situasi ini diperparah dengan sekitar 189 tenaga kesehatan terpapar COVID-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun mengirimkan puluhan tenaga kesehatan untuk membantu penanganan lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus.
"Total ada 96 dokter dan perawat yang diperbantukan, dengan rincian lima dokter spesialis paru, lima dokter spesialis penyakit dalam, 38 dokter umum, dan 48 perawat," kata Ganjar, di Semarang, Jumat malam (4/6/2021).
Sebagian tenaga kesehatan yang dikirim ke Kabupaten Kudus itu berasal dari dokter di RSUD Moewardi, Kota Surakarta, dan sebagian lagi dibantu oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jateng.
"Untuk perawat, ini butuhnya agak banyak 198, 48 sudah kami penuhi dari pemprov, terus kemudian yang masih proses kami 150 ini, ada dari PPNI, Poltekkes, Stikes yang sedang menyiapkan kurang lebih 150," kata Ganjar.
Pemprov Jateng saat ini juga sedang menyiapkan tenaga kesehatan lain yang bakal diperbantukan di Kabupaten Kudus, seperti analis kesehatan, ahli gizi, hingga apoteker. "Saat ini masih dalam proses 'assessment' untuk bisa segera diperbantukan," kata dia.
Menurut Ganjar, kondisi penanganan COVID-19 di Kabupaten Kudus saat ini mulai diatur dengan baik, dan pemkab setempat juga telah mengirimkan sejumlah kebutuhan, yang beberapa di antaranya juga telah dipenuhi oleh Pemprov Jateng.
"Ya sekarang kami memantau Kudus sambil sekaligus mendampingi, karena memantau saja tidak cukup," ujarnya.
Selain itu, alat-alat kesehatan juga sebagian telah dipenuhi Pemprov Jateng, seperti ventilator dan oksigen, sedangkan alkes seperti High Flow Nasal Cannula (HFNC) dan hepa filter, Ganjar telah mengusulkan agar dibantu pemerintah pusat.
"Dan untuk obat-obatan, alhamdulillah semua yang dibutuhkan udah kami kirim. Lalu untuk APD juga sama, semua kebutuhannya kami kirim. Jadi artinya apa, sampai dengan kebutuhan yang sifatnya dukungan teknis kami coba bantu," kata dia.
Ganjar menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Polda Jateng, Kodam IV/Diponegoro, pihak terkait lainnya yang telah membantu dalam penanganan COVID-19 di Kabupaten Kudus.
Penyebab Kasus COVID-19 di Kudus Melonjak
Satgas COVID-19 menyebut lonjakan kasus Corona di Kudus, Jawa Tengah terjadi akibat kegiatan wisata religi atau ziarah dan tradisi Kupatan. Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil kunjungan Satgas COVID-19 ke Kudus pada Rabu (2/6/2021).
"Dari kunjungan tersebut didapatkan keadaan ini terjadi sebagai dampak dari adanya kegiatan wisata religi berupa ziarah serta tradisi kupatan yang dilakukan oleh warga Kudus 7 hari pasca lebaran. Hal ini memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan dari Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (4/6/2021).
Situasi lonjakan kasus diperparah dengan sekitar 189 tenaga kesehatan terpapar COVID-19. Kemudian, mereka juga menemukan indikasi rumah sakit belum menerapkan sistem zonasi secara ketat sehingga kasus meningkat.
"Contoh dari hal ini adalah masih adanya pasien COVID-19 di rumah sakit yang didampingi oleh keluarganya yang keluar masuk wilayah rumah sakit tanpa screening," kata Wiku.
Wiku menuturkan, kenaikan kasus di Kudus mengalami 30 kali lipat dari 26 kasus menjadi 929 kasus. Angka ini membuat kasus di Kudus menjadi 1.280 kasus atau 21,48 persen dari total kasus di Kudus.
Situasi tersebut sudah lebih besar daripada kasus aktif nasional yang hanya 5,47 persen. Wiku lantas mengatakan, kenaikan kasus mengakibatkan keterisian tempat tidur isolasi dan ruang ICU rujukan COVID-19 melonjak. Ia mengatakan, sudah 90 persen lebih tempat tidur COVID-19 terisi di Kudus per 1 Juni 2021.