Menuju konten utama

CORE Nilai Keputusan Pemerintah Tak Ajukan APBN-P 2018 Sudah Tepat

Ekonom CORE menyatakan realiasasi APBN 2018 sudah baik meski sejumlah asumsi makro meleset.

CORE Nilai Keputusan Pemerintah Tak Ajukan APBN-P 2018 Sudah Tepat
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berjabat tangan dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo (kedua kiri) seusai atas nama pemerintah membacakan pandangan tentang APBN 2019 pada rapat paripurna pengesahan RAPBN 2019 menjadi Undang-undang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (31/10/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Ekonom Center of Reform ok Economics (CORE) Pieter Abdullah menilai langkah pemerintah tidak mengajukan APBN Perubahan 2018 adalah wajar meski sejumlah asumsi makro sudah tidak relevan.

"Proyeksi saya APBN 2018 cukup baik meskipun realisasi nilai rupiah jauh di atas asumsi," ujar Pieter saat dihubungi Tirto, Rabu (5/11/2018).

Sejumlah asumsi makro di APBN 2018 memang jauh meleset. Asumsi harga minyak di APBN 2018 adalah 48 dolar AS per barel. Namun, sejak Mei lalu angkanya terus merangkak naik hingga menembus 80 dolar AS per barel meski belakangan merosot lagi mendekati level 50 dolar AS per barel.

Kurs rupiah juga semula diasumsikan dalam APBN 2018 hanya Rp13.400 per-dolar AS. Namun, nilai tukar rupiah di tahun ini justru sempat terkerek hingga menembus Rp15.200 per dolar AS walaupun kemudian menguat lagi dan hari ini berada di posisi Rp14.383 per dolar AS.

Meski sejumlah asumsi makro meleset, Pieter menilai realiasi anggaran pada APBN 2018 masih dekat dengan target. Lagi pula, kata dia, APBN 2018 hanya tersisa kurang dari sebulan dan seluruh program pemerintah sudah tinggal masuk tahap pembayaran.

Yang terpenting untuk diperhatikan pemerintah saat ini, kata dia, defisit anggaran tidak boleh melebihi 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Perbedaan antara anggaran dan realisasi itu biasa. Tidak mungkin semuanya persis sama. Yang penting realisasi defisit tidak melebihi 3 persen PDB. Itu wajib," kata dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menyampaikan pemerintah tidak menyusun APBN-P 2018 sebab capaian penerimaan negara masih terjaga dengan baik. Dia optimistis target penerimaan negara dapat mencapai target APBN 2018.

Penerimaan negara didukung oleh realiasi pajak yang sudah 40 persen dari target pada semester I 2018 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang didukung oleh kenaikan harga minyak dunia.

Tambahan penerimaan tersebut ikut memberikan dampak positif karena bisa menekan postur defisit anggaran, seiring dengan membaiknya penyerapan belanja negara.

"Kombinasi antara pajak dan PNBP, jumlahnya sesuai dengan pendapatan negara yang kami rencanakan pada tahun 2018," kata Sri Mulyani.

Selain itu, kebutuhan belanja negara juga masih sesuai dengan yang direncanakan, termasuk belanja akomodasi tambahan untuk keperluan mendesak dan penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Postur keseluruhan APBN 2018 masih bisa dipertahankan dengan baik. Seluruh kebutuhan belanja yang sudah direncanakan di 2018 tetap berjalan," ujar Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait APBN 2018 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom