tirto.id - Pantun kerap digunakan untuk menyampaikan isi perasaan indah seperti cinta dan kasih sayang serta nasehat, karena mengandung rima dan irama dengan pilihan diksi menarik.
Definisi Pantun
Merujuk pada buku Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara oleh Abd. Rachman Abror, definisi pantun adalah semacam puisi asli Melayu tradisional yang bersifat terikat.
Asal kata pantun sendiri adalah dari bahasa Minangkabau patutun yang maknanya “penuntun”.
Pantun juga ada dalam bahasa Jawa yang dikenal dengan sebutan “parikan” sedangkan dalam budaya Sunda, pantun disebut sebagai “paparikan”. Pada budaya Batak mengenal pantun sebagai umpasa (baca: uppasa).
Jika melihat makna pantun dalam buku EYD Saku + Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia Kumpulan Pantun, Tanda dan Lambang oleh E. Wardah, makna dari pantun adalah jenis puisi lama yang merupakan budaya asli Indonesia.
Ciri-ciri Pantun
Merujuk laman Kemdikbud, pantun biasanya memiliki ciri-ciri berikut ini:
- Terdiri dari empat baris (bisa lebih dalam jumlah genap)
- Penulisannya berpola rima a-b-a-b. Dua baris pertama adalah sampiran, dua baris terakhir adalah isi dan tujuan.
- Bisa juga terdiri dari 4 baris, per baris memiliki 8-12 suku kata dan mengikuti pola a-b-a-b dan a-a-a-a.
- Dahulu pantun hanya diucapkan dalam bentuk sastra lisan, namun saat ini pantun sudah dijadikan bentuk tulisan pula.
Contoh Pantun Nasehat Pendidikan dan Maknanya
Pantun berbahasa Banjar yang dilansir laman Badan Bahasa banyak menyajikan pantun yang berisi tentang pendidikan agama yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya orang Banjar.
Berikut ini beberapa contohnya:
1. Parang tumpul handak dititik
Handak dititik ka subarang
Apa guna bawajah cantik
Bila kada suah sumbahyang
Parang tumpul hendak ditajami
Handak ditajami ke seberang
Apa guna berwajah cantik
Bila tidak pernah sembahyang
Maknanya: adalah tentang pentingnya beribadah salat/sembahyang, sebab tidak berguna wajah cantik jika tidak pernah salat/sembahyang.
2. Buah manggis di pinggir sumur
Anak biawak ular bawisa
Duduk manangis di pinggir kubur
Taganang awak banyak badusa
Buah manggis di pinggir sumur
Anak biawak ular berbisa
Duduk menangis di pinggir kubur
Teringat badan banyak berdosa
Maknanya: adalah tentang penyesalan seseorang di dalam kubur yang waktu hidupnya dihabiskan untuk berbuat maksiat dan dosa.
3. Matan Kandangan ka Gunung Madang
Banyak tumbuh puhun rama-rama
Apalah guna jadi urang Amun
Kada mangarti agama
Dari Kandangan ke Gunung Madang
Banyak tumbuh pohon rama-rama
Apalah guna jadi orang
Kalau tidak mengerti agama
Maknanya: adalah tentang pentingnya mempelajari agama sebagai hal yang terpenting dalam hidup, sebagai bekal untuk akhirat.
4. Pisang mas bawa di atas peti
Masak sebiji di atas peti
Uang mas boleh dibayar
Utang budi dibawa mati
Maknanya adalah: untuk selalu mengingat jasa baik orang yang telah menolong, karena hutang budi sulit dibayar, sementara hutang uang bisa dibayar.
5. Tiada boleh menetak jati
Papan di Jawa dibelah-belah.
Tiada boleh kehendak hati
Kita di bawah perintah Allah.
Maknanya: dalam bertindak dan berbuat tidak boleh sekehendak hati, karena ada aturan dari Allah yang harus diikuti dalam agama masing-masing.
6. Kulit lembu celupkan samak
Mari dibuat tapak kasut.
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak mengikut
Maknanya: jangan tamak terhadap harta di dunia, apalagi pada harta milik orang lain sebab kalau mati harta yang diperebutkan itu tak akan dibawa.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno