Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Contoh Pantun Nasehat Pendidikan dan Maknanya

Contoh pantun naehat pendidikan serta makna yang terkandung di dalamnya.

Contoh Pantun Nasehat Pendidikan dan Maknanya
Ilustrasi Kamus. foto/IStockphoto

tirto.id - Pantun kerap digunakan untuk menyampaikan isi perasaan indah seperti cinta dan kasih sayang serta nasehat, karena mengandung rima dan irama dengan pilihan diksi menarik.

Definisi Pantun

Merujuk pada buku Pantun Melayu, Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara oleh Abd. Rachman Abror, definisi pantun adalah semacam puisi asli Melayu tradisional yang bersifat terikat.

Asal kata pantun sendiri adalah dari bahasa Minangkabau patutun yang maknanya “penuntun”.

Pantun juga ada dalam bahasa Jawa yang dikenal dengan sebutan “parikan” sedangkan dalam budaya Sunda, pantun disebut sebagai “paparikan”. Pada budaya Batak mengenal pantun sebagai umpasa (baca: uppasa).

Jika melihat makna pantun dalam buku EYD Saku + Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia Kumpulan Pantun, Tanda dan Lambang oleh E. Wardah, makna dari pantun adalah jenis puisi lama yang merupakan budaya asli Indonesia.

Ciri-ciri Pantun

Merujuk laman Kemdikbud, pantun biasanya memiliki ciri-ciri berikut ini:

    • Terdiri dari empat baris (bisa lebih dalam jumlah genap)
    • Penulisannya berpola rima a-b-a-b. Dua baris pertama adalah sampiran, dua baris terakhir adalah isi dan tujuan.
    • Bisa juga terdiri dari 4 baris, per baris memiliki 8-12 suku kata dan mengikuti pola a-b-a-b dan a-a-a-a.
    • Dahulu pantun hanya diucapkan dalam bentuk sastra lisan, namun saat ini pantun sudah dijadikan bentuk tulisan pula.

Contoh Pantun Nasehat Pendidikan dan Maknanya

Pantun berbahasa Banjar yang dilansir laman Badan Bahasa banyak menyajikan pantun yang berisi tentang pendidikan agama yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya orang Banjar.

Berikut ini beberapa contohnya:

1. Parang tumpul handak dititik

Handak dititik ka subarang

Apa guna bawajah cantik

Bila kada suah sumbahyang

Parang tumpul hendak ditajami

Handak ditajami ke seberang

Apa guna berwajah cantik

Bila tidak pernah sembahyang

Maknanya: adalah tentang pentingnya beribadah salat/sembahyang, sebab tidak berguna wajah cantik jika tidak pernah salat/sembahyang.

2. Buah manggis di pinggir sumur

Anak biawak ular bawisa

Duduk manangis di pinggir kubur

Taganang awak banyak badusa

Buah manggis di pinggir sumur

Anak biawak ular berbisa

Duduk menangis di pinggir kubur

Teringat badan banyak berdosa

Maknanya: adalah tentang penyesalan seseorang di dalam kubur yang waktu hidupnya dihabiskan untuk berbuat maksiat dan dosa.

3. Matan Kandangan ka Gunung Madang

Banyak tumbuh puhun rama-rama

Apalah guna jadi urang Amun

Kada mangarti agama

Dari Kandangan ke Gunung Madang

Banyak tumbuh pohon rama-rama

Apalah guna jadi orang

Kalau tidak mengerti agama

Maknanya: adalah tentang pentingnya mempelajari agama sebagai hal yang terpenting dalam hidup, sebagai bekal untuk akhirat.

4. Pisang mas bawa di atas peti

Masak sebiji di atas peti

Uang mas boleh dibayar

Utang budi dibawa mati

Maknanya adalah: untuk selalu mengingat jasa baik orang yang telah menolong, karena hutang budi sulit dibayar, sementara hutang uang bisa dibayar.

5. Tiada boleh menetak jati

Papan di Jawa dibelah-belah.

Tiada boleh kehendak hati

Kita di bawah perintah Allah.

Maknanya: dalam bertindak dan berbuat tidak boleh sekehendak hati, karena ada aturan dari Allah yang harus diikuti dalam agama masing-masing.

6. Kulit lembu celupkan samak

Mari dibuat tapak kasut.

Harta dunia janganlah tamak

Kalau mati tidak mengikut

Maknanya: jangan tamak terhadap harta di dunia, apalagi pada harta milik orang lain sebab kalau mati harta yang diperebutkan itu tak akan dibawa.

Baca juga artikel terkait PANTUN NASEHAT PENDIDIKAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno