tirto.id - Salah satu alur pendaftaran PPPK tenaga kesehatan 2024 untuk formasi bidan atau kebidanan adalah bahwa pelamar diminta untuk mengisi riwayat pekerjaan mereka. Selain itu, mereka juga diharuskan untuk menyusun deskripsi yang jelas dan detail mengenai pengalaman kerja yang telah dimiliki, dengan batasan maksimal 3000 karakter.
Dalam deskripsi ini, pelamar sebaiknya mencantumkan berbagai aspek penting, seperti tugas dan tanggung jawab yang pernah dijalankan, keterampilan yang diperoleh selama bekerja, serta pencapaian signifikan yang dapat menunjukkan kompetensi dan dedikasi mereka dalam bidang kebidanan.
Hal ini penting untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai kualifikasi dan pengalaman pelamar kepada pihak penyelenggara seleksi, sehingga dapat meningkatkan peluang untuk diterima sebagai tenaga kesehatan PPPK.
Pendaftaran seleksi pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024 telah dibuka sejak 1 Oktober 2024. Untuk melakukan pendaftaran proses seleksi ini pelamar bisa melakukannya secara daring pada laman https://sscasn.bkn.go.id.
Untuk melakukan pendaftaran seleksi pengadaan PPPK 2024 tenaga kesehatan formasi bidan, para pelamar harus menyiapkan sejumlah berkas dan dokumen berikut ini:
- Pas foto terbaru berpakaian formal dengan background merah.
- Surat Pernyataan 5 Poin sesuai persyaratan instansi, tanda tangan pena hitam, dan dibubuhi meterai.
- Surat lamaran sesuai persyaratan instansi, tanda tangan pena hitam, dan dibubuhi materai.
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Keterangan dari Dukcapil/bukti identitas kependudukan lainnya yang dipersyaratkan oleh instansi.
- Ijazah asli. Bagi lulusan perguruan tinggi luar negeri wajib melampirkan ijazah yang telah disetarakan dari Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
- Transkrip/daftar nilai asli. Bagi lulusan perguruan tinggi luar negeri wajib melampirkan konversi nilai IPK dari Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
- Surat keterangan bekerja yang ditandatangani pimpinan unit kerja dan pengalaman di bidang kerja sesuai kompetensi tugas jabatan yang dilamar. Paling singkat 2-8 tahun.
- Surat keterangan aktif bekerja pada instansi pemerintah tempat bekerja saat mendaftar yang ditandatangani oleh pimpinan unit kerja. Bagi pelamar yang tidak terdaftar dalam database non-ASN BKN, masa kerja paling sedikit 2 tahun terakhir secara berturut-turut.
- Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku untuk jabatan mempercayakan STR sesuai keahlian yang dikeluarkan lembaga/instansi berwenang.
Kumpulan Contoh Deskripsi Pengalaman Kerja Bidan Maksimal 3.000 Karakter untuk PPPK
Selain mempersiapkan berkas dan dokumen yang diperlukan untuk melakukan pendaftaran, para pelamar formasi bidan harus membuat deskripsi pengalaman kerja bidan maksimal 3000 karakter atau bisa di bawah 3000 karakter.
Agar mendapatkan gambaran, berikut ini kumpulan contoh deskripsi pengalam kerja bidan sebagai salah satu persyaratan pendaftaran seleksi pengadaan PPPK 2024:
Contoh Pengalaman Kerja Bidan #1
Nama saya, Adinda Pertiwi. Saya berprofesi sebagai bidan yang telah berpengalaman selama lebih dari 5 tahun di Puskesmas dan klinik swasta pada salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Tugas utama saya di puskesmas atau klinik swasta itu di antaranya, perawatan dan penangan medis terhadap ibu hamil, pertolongan persalinan normal, perawatan bayi baru lahir, serta pemantauan tumbuh kembang anak. Sebagai bidan, saya menyadari betapa penting tugas yang saya emban, oleh karena itu saya berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik dan berpusat pada pasien.Sehari-hari, saya berperan aktif dalam memberikan pemeriksaan antenatal (ANC) bagi ibu hamil. Saya bertugas memantau perkembangan janin serta mendeteksi secara dini adanya komplikasi. Saya juga memberikan konseling terkait gizi, kesehatan reproduksi, serta pentingnya ASI eksklusif untuk ibu menyusui. Selain itu, saya juga rutin memberikan imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita serta memantau perkembangan mereka sesuai jadwal yang direkomendasikan.
Dalam kondisi darurat, seperti penanganan darurat obstetri dan gawat janin, termasuk penanganan pendarahan postpartum, serta resusitasi neonatus, sebagai bidan saya sangat bisa diandalkan, karena sudah terlatih menangani kondisi semacam itu.
Saya tahu saya tidak bisa bekerja sendiri, oleh karena itu, saya kerap berkolaborasi dengan dokter dan tim medis lain dalam memberi rujukan kasus komplikasi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Saya juga tidak sekedar aktif di puskesmas atau klinik swasta. Sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif, saya banyak terlibat dalam penyuluhan kesehatan reproduksi di masyarakat, program keluarga berencana (KB), serta kampanye pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan sekitar puskesmas dan klinik swasta tempat saya berkarya. Saya juga berperan sebagai konselor bagi ibu hamil dan keluarga yang membutuhkan dukungan mental selama masa kehamilan dan setelah persalinan.
Tidak hanya keahlian dalam bidang kebidanan, saya juga memiliki keterampilan administrasi yang cukup mumpuni. Saya lihai dalam pencatatan rekam medis ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi baru lahir, serta pelaporan data kesehatan ibu dan anak ke Dinas Kesehatan melalui sistem SISRUTE dan SIMPUS. Saya sadar betul, bahwa tanpa ada sistem administrasi yang baik, maka alur pelayanan kebidanan bagi masyarakat juga tidak akan berjalan efektif dan profesional.
Sebagai pribadi yang punya motivasi tinggi, saya selalu berupaya meningkatkan keterampilan kebidanan saya melalui berbagai pelatihan serta seminar. Saya telah mengikuti beberapa pelatihan penting, seperti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN), Pelatihan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal (PONED), serta pelatihan konseling ASI dan KB. Pelatihan ini semakin memperkuat kompetensi saya dalam memberikan pelayanan berkualitas kepada ibu hamil dan bayi.
Dengan pengalaman kerja saya sebagai seorang bidan, seperti yang sudah saya jabarkan di atas, saya sangat percaya diri dapat berkontribusi secara maksimal dalam program PPPK formasi kebidanan tahun 2024 ini.
Contoh Pengalaman Kerja Bidan #2
Nama saya Maria Yolanda. Saya lulus dari program Strata-1 Kebidanan STIKES Bunda Kandung tahun 2020. Saya lulus dengan IPK 3,5. Kini, saya sedang menjalani profesi sebagai bidan di Puskesmas Mardika, Bogor.Di Puskesmas Mardika saya sudah menjalani profesi sebagai bidan itu selama 4 tahun. Selain bekerja di puskesmas, saya juga kerap membantu ibu-ibu hamil yang membutuhkan pertolongan di sekitar lingkungan rumah saya, karena hingga kini, lingkungan tempat tinggal saya, masih cukup jauh dari pusat kesehatan, khususnya yang melayani kesehatan ibu hamil.
Selama menjadi bidan, baik di puskesmas atau saat saya berkeliling, saya bertugas membantu proses persalinan para ibu. Selain itu, saya juga terus membantu para ibu ini untuk memantau kondisi kesehatan mereka setelah persalinan, serta sebelum persalinan. Tidak hanya kesehatan para ibu, saya juga turut memantau kesehatan janin yang dikandung para ibu ini.
Tak hanya itu, saya juga menjalankan asuhan kebidanan bagi para ibu yang sedang menjalani kehamilan. Termasuk secara rutin melakukan pemeriksaan selama fase kehamilan para ibu ini. Sesudah itu, saya juga terus memberikan memberikan pendampingan kepada para ibu yang telah selesai melewati proses persalinan atau post natal care atau perawatan setelah persalinan.
Hingga saat ini, selain mendapatkan pendidikan kebidanan secara profesional dari perguruan tinggi, saya juga rutin mengikuti berbagai pelatihan kebidanan dari Dinas Kesehatan. Saya juga kerap mengikuti seminar dan workshop yang diadakan oleh kampus atau rumah sakit khusus ibu dan anak.
Sebagai bukti dedikasi dan kemampuan saya sebagai bidan yang teruji, pada tahun 2021 saya sempat mendapatkan penghargaan internal sebagai bidan teladan dari puskesmas tempat saya bekerja.
Dengan menjadi bidan, saya ingin bisa terus membantu para pasien, khususnya para ibu yang sedang atau akan menjalani proses persalinan. Persalinan adalah proses yang tidak bisa disepelekan, walaupun ini adalah hal yang biasa. Tanpa ada pemantauan dan penangan yang profesional, maka proses persalinan yang aman sesuai dengan standar kesehatan sulit untuk dicapai. Jika standar ini tidak dicapai, maka ibu dan bayinya bisa saja tidak selamat.
Oleh karena itu, dengan motivasi saya menjadi bidan dan rentetan pengalaman kebidanan yang sudah saya raih selama lebih kurang empat tahun ini, saya yakin bisa memberikan kontribusi positif kepada program PPPK tahun 2024 ini.
Contoh Pengalaman Kerja #3
Nama saya Tuti Irawati, saya lulus dari STIKES Kebidanan Bina Bangsa tahun 2019. Saya adalah seorang bidan yang berdedikasi tinggi dalam merawat setiap pasien kebidanan yang saya tangani sepanjang karier saya. Kini, saya bekerja sebagai bidan di Puskesmas Bhinneka, Surakarta. Saya sudah bekerja sebagai bidan di puskesmas ini selama kurang lebih 5 tahun.Sebagai seorang bidan, saya tidak hanya menerapkan cara bekerja yang berfokus pada teknis merawat pasien. Khususnya para ibu yang akan dan sedang menjalani proses persalinan. Namun, saya juga memperhatikan aspek kemanusiaan dari profesi bidan yang saya jalani.
Saya tidak pernah mengabaikan peran sebagai bidan yang dapat berinteraksi dengan baik dengan pasien maupun keluarganya. Selain merawat dan memantau kesehatan sang ibu dan janin yang dikandungnya, saya juga menempatkan diri saya sebagai seorang teman bagi si pasien.
Bila para ibu yang sedang menjalani proses persalinan itu sedang galau atau lelah secara mental dan spiritual, maka saya akan memposisikan diri saya sebagai seorang pendengar yang baik bagi mereka. Jika para ibu ini sehat secara mental dan kejiwaan, maka tubuh mereka pun pasti juga akan sehat. Akibatnya proses persalinan yang dijalani akan berjalan baik. Termasuk janin yang dikandung pun akan terjaga terus kesehatannya.
Saya memiliki keyakinan pelayanan yang baik tidak hanya sebatas pada perawatan medis pada aspek fisik. Lebih dari itu, pelayanan medis juga harus meliputi aspek psikis dan spiritual. Oleh karena itu, membangun hubungan baik dengan pasien dan tidak memposisikan diri sebagai orang yang lebih tahu akan berdampak baik pada keberhasilan seluruh perawatan kebidanan.
Saya berharap, jika saya dapat mengisi jabatan formasi kebidanan pada PPPK 2024 ini, saya dapat meneruskan niat dan komitmen saya untuk memberikan yang terbaik kepada setiap pasien, khususnya para ibu yang akan, sedang dan sudah menjalani proses persalinan tanpa memandang kondisi maupun latar belakang mereka.
Contoh Pengalaman Kerja PPPK Bidan #4
Nama lengkap saya Endang Sriasih, atau biasa disapa Asih. Saya adalah bidan yang kini bekerja di salah satu puskesmas di wilayah terpencil di Indonesia. Tahun ini, saya ingin mengikuti pengadaan PPPK 2024 formasi kebidanan yang sedang dibuka di wilayah kerja saya. Saya berharap bisa menjadi pelamar yang terpilih untuk mengisi posisi tersebut.
Sebagai bidan di wilayah terpencil di ujung Nusantara, ada berbagai tantangan besar yang harus saya hadapi dalam keseharian kerja saya memberikan pelayanan kebidanan. Salah satu tantangan yang kerap menjadi kendala adalah kurangnya akses dan fasilitas kesehatan, khususnya bagi pasien persalinan.
Apabila ada kondisi-kondisi darurat yang rentan terjadi pada pasien persalinan, saya harus mengirimkan pasien ini keluar dari puskesmas tempat saya bekerja. Kurangnya fasilitas kesehatan yang dapat mengatasi berbagai kondisi darurat tersebut, yang memaksa saya untuk melakukan hal tersebut. Inilah mengapa angka kematian ibu yang menjalani persalinan di daerah terpencil cukup tinggi.
Terlebih saya merupakan seorang bidan independen yang hanya mengandalkan kontribusi alat dan perlengkapan kesehatan dari yayasan, bukan dari pemerintah. Kondisi ini menyadarkan saya bahwa saya membutuhkan dukungan, sarana dan prasarana yang memadai bila ingin menjalankan pekerjaan kebidanan saya secara profesional.
Tanpa dukungan, berbagai bidan yang berada di daerah terpencil, hanya bisa pasrah dan mengandalkan alat seadanya untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para pasien, khususnya pasien persalinan.
Harapan saya, jika saya berhasil terpilih sebagai bagian dari PPPK kebidanan di wilayah ini, maka saya bisa menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah agar bisa memberikan akses kesehatan yang lebih layak kepada masyarakat, khususnya bagi perawatan ibu dan anak-anak yang masih sangat minim di wilayah ini.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yulaika Ramadhani