Menuju konten utama

Clean Eating: Turunkan Berat Badan, Tingkatkan Kualitas Hidup

Para penganut pola makan clean eating meyakini bahwa makanan yang mereka konsumsi adalah cerminan atas tubuh mereka sendiri. You are what you eat.

Clean Eating: Turunkan Berat Badan, Tingkatkan Kualitas Hidup
Ilustrasi menikmati makanan sehat. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Budiman, 33 tahun, pekerja kreatif, girang betul saban ketemu bulan Ramadan. Apalagi tiga bulan belakangan berat badannya naik. Sejak kecil, Budiman memang dikenal sebagai sosok berperawakan besar. Namun kenaikan badannya kali ini, dari 110 kg menjadi 120 kg, benar-benar membuat dirinya merasa menjadi gudang timbunan lemak.

“Aku mau menjadikan puasa kali ini sebagai momentum untuk menurunkan berat badan, di samping, terutama, ajang meningkatkan kualitas ibadah,” kata Budiman, yakin.

Di circle pertemanan terdekatnya, pernyataan Budiman di atas terdengar klise. Nyaris saban memasuki bulan Ramadan ia bakal menyatakan keinginan untuk menurunkan berat badan tapi hasilnya, seperti yang sudah-sudah, malah sebaliknya. Sepekan setelah lebaran, berat badan Budiman biasanya naik beberapa kilogram. Singkatnya, jangankan menurunkan berat badan, bahkan untuk sekadar mempertahankan timbangan di angka yang sama hingga h+7 lebaran pun, bagi Budiman, tak ubahnya sebuah kesuksesan yang sukar dicapai.

“Sejak kecil, aku suka banget makan steak dan junk food. Makanya badanku segede gaban,” aku Budiman, terkekeh.

Puasa memang bisa menjadi sarana efektif buat menurunkan berat badan, sepanjang dilakukan dengan menu dan pola makan yang tepat. Dalam kasus Budiman, momentum bulan Ramadan tak sedikit pun berpengaruh terhadap penurunan berat badan sebab, selain masih rutin mengonsumsi junk food, ia juga kerap menyantap makanan dalam porsi besar tiap sahur dan berbuka. Tak heran, tiap kali perutnya kepenuhan, Budiman merasa dadanya sesak dan mual-mual dan tak jarang bikin kepalanya sampai kliyengan.

“Setelah konsultasi dengan dokter,” kata Budiman, “hal itu mengindikasikan adanya gangguan pencernaan, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).”

Selain puasa, ada banyak cara untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah dengan menerapkan menu makan clean eating secara teratur. Dalam tulisannya di hellosehat.com, “Panduan Lengkap Pola Makan Clean Eating”, Nimas Mita Etika menjelaskan, pola makan clean eating sudah muncul sejak tahun 1960, tapi baru populer nyaris lima dasawarsa kemudian, tepatnya setelah Tosca Reno merilis buku “Eat Clean Diet” (2017).

“Prinsip dasar pola makan ini yakni mengonsumsi makanan dari bahan segar yang tidak melalui proses pemasakan yang lama seperti buah-buahan, sayuran, daging rendah lemak, lemak sehat, serta biji-bijian,” tulis Nimas.

Sebaliknya, makanan yang dihasilkan melalui proses pengolahan yang panjang seperti snack, permen, makanan beku siap goreng bahkan hingga makanan kemasan seperti sosis dan saus sangat dihindari oleh mereka yang menerapkan pola makan clean eating.

Para penganut pola makan clean eating meyakini bahwa makanan yang mereka konsumsi adalah cerminan atas tubuh mereka sendiri. You are what you eat. Dengan kata lain, makanan sehat tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tapi juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup.

Pada bulan penuh hikmah seperti Ramadan, saat orang-orang berupaya meningkatkan kualitas hidup dan kualitas keimanan mereka dengan berpuasa, tak ada salahnya, bukan, menerapkan pola makan clean eating demi menunjang keinginan menjadi pribadi yang lebih baik?

Pola makan clean eating bisa dimulai dengan rutin mengonsumsi buah-buahan, sayuran, daging rendah lemak, lemak sehat, serta biji-bijian. Pendek kata, makanan organik. Selain bagus buat tubuh, mengonsumsi makanan organik pun tidak akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Dalam konteks semacam inilah keinginan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, hal yang diidamkan para penganut pola makan clean eating, menjadi sangat relevan.

Selain memilih makanan organik, porsi makan juga penting diperhatikan untuk mencapai hasil maksimal dari pola makan clean eating. Makanlah secukupnya, tidak kebanyakan, dan tidak terlalu sedikit. Selesai berpuasa, kebiasaan “balas dendam” sebagaimana yang dilakukan Budiman saat berbuka—makan apa saja yang ada di depan mata dalam porsi besar—harus dihindari. Makan dengan porsi secukupnya juga tidak hanya baik bagi kesehatan, tapi, boleh jadi: cermin dari kemampuan menghindarkan diri dari sifat tamak dan serakah.

Infografik Advertorial Le Minerale Clean Eating

Infografik Advertorial Le Minerale Clean Eating. tirto.id/Mojo

Sempurnakan dengan Konsumsi Air Mineral yang Cukup

Tips menyempurnakan clean eating berikutnya, the last but not least, adalah memastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi—hal yang tak kalah penting dengan memastikan nutrisi tubuh terpenuhi. Kurang minum dan kekurangan cairan tubuh jelas-jelas bisa menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari ginjal, stroke, hingga diabetes. Singkatnya, selain bikin daya tahan tubuh melemah, kekurangan cairan juga bisa menurunkan kualitas hidup seseorang.

Oleh karena itu, penting sekali untuk rutin mengonsumsi air mineral, terutama saat sahur dan berbuka supaya daya tahan tubuh kita tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa. Air mineralnya pun harus dipastikan yang mengandung mineral esensial yang baik untuk tubuh, seperti Le Minerale.

Le Minerale dengan kemasan galon yang selalu baru dan tutupnya yang rapat kedap udara, menjamin kualitas mineral di dalamnya tetap terjaga dan bebas dari cemaran virus dan debu sehingga aman untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga di rumah.

Jadi untuk menurunkan berat badan maupun meningkatkan kualitas hidup, jangan hanya makanannya yang dipastikan berkualitas, minuman pun demikian. Harus dipastikan yang lebih bersih dan sehat, seperti Le Minerale.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis