tirto.id - Inisiatif Cities4Forests WRI Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) mendukung penguatan rancangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam menciptakan kota yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim dan bencana melalui penerapan Solusi berbasis Alam (SbA) untuk sembilan kota/kabupaten serta provinsi di Indonesia.
Kota/kabupaten yang dimaksud adalah Provinsi Bali, kota/kabupaten Denpasar, Badung, Medan, DKI Jakarta, Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, dan Makassar.
Dukungan ini disampaikan melalui lokakarya yang turut menghadirkan para pakar dan berlangsung di Denpasar pada tanggal 18-19 September 2023.
RDTR yang inovatif dan terintegrasi secara digital tengah menjadi prioritas bagi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mendukung iklim investasi dan usaha yang efektif dalam menunjang ekonomi perkotaan Kehadiran SbA merupakan bagian krusial dari perencanaan ruang tersebut dan hadir sebagai sebuah kerangka pikir yang dapat membantu mendorong keberlanjutan ekonomi berjalan sinergis dengan kualitas lingkungan dan kesejahteraan sosial di perkotaan.
Reny Windyawati selaku Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II – Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/BPN dalam sambutan pembuka di kegiatan Lokakarya Percepatan Proses dan Penguatan Substansi Rencana Detail Tata Ruang melalui Pendekatan Solusi berbasis Alam (SbA) mengatakan, “Indikasi kualitas RDTR tidak hanya ditinjau dari aspek ekonomi, melainkan juga sejauh mana RDTR mengakomodasi aspek ketangguhan terhadap perubahan iklim dan kebencanaan."
Ia menambahkan, "Hal ini menjadi komitmen Pemerintah Pusat melalui Kementerian ATR/BPN yang berkolaborasi dengan WRI Indonesia dan IAP untuk melengkapi pedoman dan petunjuk teknis (juknis) dalam rangka penyusunan rencana tata ruang khususnya RDTR Kabupaten/kota.”
Country Director WRI Indonesia, Nirarta Samadhi turut menyampaikan, “Kegiatan ini merupakan bentuk keberlanjutan komitmen WRI Indonesia melalui program Cities4Forests di mana kami membantu kota-kota dalam mengarusutamakan SbA dalam perencanaan spasialnya.
"Dukungan ini berupa kajian ‘Kesiapan Kota-Kota Pesisir untuk Mengarusutamakan SbA dalam Perencanaan Spasial’ yang telah kami lakukan pada Desember 2022 lalu. Dengan menghadirkan Kementerian ATR/BPN, Kementerian Dalam Negeri, dan para ahli, kami harap lokakarya penerapan SbA tahun 2023 ini dapat memperkuat atau menjadi rujukan detail tata ruang kota/kabupaten untuk meningkatkan ketahanan kota.”
Ketua IAP Indonesia, Hendricus Andi Simamarta mengatakan, “Perencanaan spasial yang mengintegrasikan SbA merupakan hal krusial karena berdasarkan tinjauan IAP ditemukan bahwa intervensi SbA dapat melindungi ekosistem dan mampu mewujudkan pembangunan perkotaan yang mampu memitigasi serta beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim."
"Dengan begitu, adopsi SbA dalam RDTR nantinya juga akan memberikan manfaat baik bagi perekonomian, lingkungan, maupun sosial di tingkat pusat dan daerah untuk mewujudkan perkotaan yang berkelanjutan serta berketahanan.”
Berlangsung selama dua hari, lokakarya ini menjadi platform tukar wawasan antara penyelenggara dan sesama kota/kabupaten anggota Cities4Forests terkait langkah teknis dan analisis terkini dalam penyusunan RDTR yang berketahanan.
Pada hari pertama (18/9), perwakilan daerah hadir menerima pelatihan perencanaan yang berbasis alam, partisipatif, serta terdigitalisasi, salah satunya melalui pemanfaatan media sosial Twitter.
Berlanjut di hari kedua (18/9) peserta menerima pelatihan terkait pendekatan Human Scale Planning dalam RDTR dan kajian dampak RDTR terhadap perekonomian daerah.
Peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi Jimbaran Hub sebagai salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang menerapkan pendekatan SbA.