tirto.id - Akhir-akhir ini, cuaca sedang tidak terlalu bersahabat dengan tubuh manusia.
Beberapa daerah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sedang menghadapi suhu udara yang cukup panas. Sementara, beberapa daerah di Sumatera, sedang sering turun hujan.
Kondisi cuaca ekstrem semacam ini, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi tubuh manusia. Bila tubuh tidak berada dalam kondisi prima, maka berbagai gangguan kesehatan bisa berdatangan, salah satunya alergi cuaca.
Lalu apa yang sebenarnya yang menjadi penyebab alergi cuaca itu?
Penyebab Alergi Cuaca
Menurut VeryWell Health, alergi cuaca bisa terjadi ketika sistem imunitas tubuh bereaksi terhadap alergen atau berbagai hal yang diidentifikasi oleh tubuh sebagai hal yang ‘asing’.
Selain itu, beberapa hal lainnya yang bisa menjadi penyebab alergi cuaca atau alergi dingin, sebagaimana merujuk situs RSJ Provinsi Babel di antaranya adalah:
1. Musim hujan
Saat musim hujan, pertumbuhan tungau dan debu di rumah semakin meningkat. Selain itu, karena suhu dingin dan lembab, membuat pertumbuhan jamur semakin meningkat.
Inilah yang membuat bakteri menyerang kulit dan mengakibatkan alergi dingin pada tiap kulit yang diserangnya.
2. Kelembaban udara
Karena udara semakin lembab, maka berbagai bakteri dan virus tumbuh lebih cepat. Inilah yang membuat kamu lebih mudah terserang bakteri dan virus.
3. Daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang kuat adalah hal yang paling penting agar tubuh tetap bisa kuat dan tidak terserang alergi.
Ketika kamu gatal-gatal dan kulit membengkak, itu berarti tubuh sedang mengeluarkan zat pelindung bernama histamine secara berlebihan. Ini terjadi agar tubuh tidak kedinginan.
4. Konsumsi makanan atau minuman
Alergi cuaca atau alergi dingin juga bisa muncul karena kamu mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Sementara itu, menurut Siloam Hospitals, alergi ini juga bisa muncul karena beberapa hal, seperti:
- Usia
Alergi cuaca bisa sering terjadi pada kelompok usia anak-anak dan remaja. Namun, biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia.
- Kondisi medis tertentu
Jika kamu menderita kanker, hepatitis, atau terserang infeksi tertentu, maka kamu akan lebih berisiko mengalami alergi cuaca atau alergi dingin.
- Keturunan atau genetik
Alergi cuaca juga bisa terjadi akibat diturunkan dari orang tua yang juga memiliki kondisi serupa.
Ciri-ciri Alergi Cuaca
Beberapa ciri dari alergi cuaca bisa tampak sama dengan gejala gangguan kesehatan yang lain, seperti flu.
Gejala-gejala ini, menurut Very Well Health, dapat lebih memburuk jika kamu juga memiliki penyakit asma.
Beberapa ciri alergi cuaca yang umum di antaranya adalah:
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Mata terasa gatal
- Mata berair
- Kulit terasa gatal-gatal
- Bersin
- Batuk
- Sering merasa kelelahan
- Mengi atau mengeluarkan suara seperti sesak nafas
- Kulit kering dan bersisik
Cara Mengatasi Alergi Cuaca
Untuk mengatasi alergi cuaca, cara paling baik adalah dengan menghindari alergen yang memicu gejala alergi cuaca itu.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi alergi cuaca, sebagaimana dilansir Healthline:
1. Penghindaran
Kamu bisa mengambil sejumlah langkah untuk menghindari alergen musiman. Misalnya, gunakan AC dengan filter HEPA untuk mendinginkan ruangan di musim panas.
Jika memungkinkan, sebaiknya hindari menggunakan kipas angin, karena dapat mengumpulkan lebih banyak debu.
Selain itu, kamu juga perlu mengantisipasi munculnya serbuk sari yang bisa memicu alergi. Sebaiknya, kamu tetap berada di dalam ruangan ketika jumlah serbuk sari sedang tinggi.
2. Tutup jendela
Saat kondisi cuaca sedang tidak bersahabat dan dalam kondisi ekstrem, sebaiknya kamu membatasi untuk berada di luar ruangan. Sebaiknya kamu selalu menutup jendela dan pintu rapat-rapat.
Jika memang harus berada di luar ruangan, sebisa mungkin gunakan masker agar kamu bisa terhindar dari debu, serbuk sari, asap rokok atau berbagai alergen yang bisa memicu gejala alergi lebih parah.
3. Menggunakan obat-obatan
Jika kamu sudah terlanjur terpapar alergen, kamu bisa menggunakan sejumlah obat seperti:
- Dekongestan dan antihistamin yang dijual bebas, seperti cetirizine (Zyrtec) dan obat kombinasi yang mengandung acetaminophen, diphenhydramine, dan phenylephrine.
- Obat resep dokter, seperti semprotan hidung steroid.
4. Pengobatan alternatif
- Mengonsumsi buah dan sayuran yang mengandung quercetin, flavonoid, atau zat yang memberi warna pada buah dan sayuran.
- Mengonsumsi yogurt karena mengandung lactobacillus acidophilus atau bakteri "ramah".
- Menggunakan spirulina, sejenis ganggang biru-hijau.
- Mengonsumsi vitamin C, yang mengandung beberapa sifat antihistamin.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno