Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Ceramah Kultum Ramadhan Singkat 2022 Hari ke-20: I'tikaf

Ceramah kultum Ramadhan singkat 2022 hari ke-20 bertema tentang i'tikaf selama bulan Ramadan.

Ceramah Kultum Ramadhan Singkat 2022 Hari ke-20: I'tikaf
Umat muslim melakukan shalat sunnat berjamaah ketika itikaf di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/6/2018). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

tirto.id - Ceramah kultum Ramadhan 2022 singkat pada hari ke-20 mengambil tema tentang i'tikaf yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.

Puasa Ramadan tahun ini mulai memasuki hari ke-20, yang artinya kita akan berada di waktu sepertiga akhir atau 10 hari terakhir bulan Ramadan 1443 Hijriah.

10 hari terakhir Ramadan ini termasuk waktu yang disunahkan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan itikaf.

Kultum Singkat Ramadhan 2022 Hari ke-20

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Nabi SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau,” (HR. Muslim).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iktikaf adalah diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT).

Sementara menurut istilah, seperti dikutip situs Muhammadiyah, terdapat perbedaan pengertian iktikaf di kalangan para ulama.

Al-Hanafiyah (ulama Hanafi) berpendapat iktikaf adalah berdiam diri di masjid yang biasa dipakai untuk melakukan salat berjamaah, dan menurut asy-Syafi’iyyah (ulama Syafi’i) iktikaf artinya berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah.

Ada banyak keutamaan yang bisa didapat ketika kita melaksanakan iktikaf di masjid.

Di antara keutamaan itikaf, selain merupakan sunah seperti yang dicontohkan baginda Rasulullah, iktikaf juga memiliki keutamaan yang sangat besar.

Pertama, iktikaf dapat menjauhkan diri dari api neraka, seperti disebutkan dalam hadis dari ibnu Abbas ra:

“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan disahihkan oleh Imam Hakim).

Keutamaan kedua, yakni dijanjikan surga.

Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadis dari Tsauban ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga.”

Ketiga, dengan iktikaf, seseorang akan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga dengan iktikaf seseorang akan berkesempatan mendapatkan kemuliaan lailatul qodar.

Karena tujuan utama iktikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menetapkan waktu khusus di masjid, maka iktikaf diharapkan dapat membuat seseorang khusyuk melakukan ibadahnya daripada di rumah.

Melalui iktikaf, seorang muslim bisa memakmurkan masjid pada bulan Ramadan, sambil berzikir, bermuhasabah, mengharapkan rahmat dan rida Allah SWT, mendengarkan ceramah agama, serta bergaul dengan orang-orang saleh. Hal seperti itu belum tentu dapat diperoleh di rumah.

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom