tirto.id - Memakai masker termasuk dalam upaya 3M dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Meskipun demikian, jika masker dipakai secara tidak benar, masih ada potensi seseorang terpapar virus Corona.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, terdapat 324.658 kasus terkonfirmasi terpapar virus Cororna hingga Jumat (9/10/2020) pukul 12.00 WIB. Kasus tersebut tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia, tepatnya di 499 kabupaten/kota.
Ada 247.667 kasus sembuh (76,3 persen dari total terkonfirmasi), sedangkan 11.677 orang meninggal karena pengaruh virus Corona (3,6 persen). Angka kematian per 1 juta penduduk mencapai 43 orang.
Dengan masifnya penyebaran COVID-19, masyarakat layak berhati-hati dengan menerapkan gerakan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan). Langkah pertama, memakai masker, signifikan karena pola penularan virus Corona yang utamanya melalui droplet.
Droplet adalah percikan cairan yang keluar dari saluran pernapasan (hidung) dan mulut ketika orang bersin, batuk, atau berbicara. Percikan droplet dapat mencapai jarak hingga 2 meter saat seseorang berbicara. Percikan ini akan lebih jauh radiusnya jika seseorang batuk atau bersin, dari 3 hingga 5 meter.
Dimungkinkan pula, droplet jatuh ke permukaan benda yang kemudian tersentuh atau dipegang tangan. Tanpa disadari tangan mengusap wajah atau mata sehingga virus itu masuk ke dalam tubuh.
“Masuknya lewat mata dan hidung, lalu masuk ke paru-para melalui saluran pernapasan atas,” ungkap dr. Maydie Esfandiari, Sp.P, Dokter Spesialis Paru-paru RS Siloam ASRI Jakarta, dikutip laman resmi Satgas Penanganan COVID-19.
Penggunaan masker jadi langkah tepat untuk menghindari penularan COVID-19. Namun, bukan hanya semata-mata masker. Menurut dr. Mayde, penting bagi seseorang untuk memakai masker secara tepat.
“Orang yang memakai masker secara tidak benar, di bawah hidung atau di dagu, dapat menyebabkan terjadi penularan,” terangnya.
3 Jenis Masker Rekomendasi Kemenkes
Kementerian Kesehatan melalui mengimbau masyarakat untuk memakai masker yang baik dan bahan yang benar. Ia menjelaskan ada 3 jenis masker yang direkomendasikan, yakni masker N95, masker bedah, dan msker kain.
Masker N95 adalah masker dengan standar tinggi. Dengan memakai masker jenis ini, seseorang akan terlindungi dari partikel kecil di udara yang mungkin saja mengandung virus. Penggunaan masker ini diutamakan untuk petugas medis yang berkontak langsung dengan pasien COVID-19.
Masker berikutnya adalah masker bedah (surgical mask) adalah masker sekali pakai yang bisa digunakan tenaga medis. Masker ini biasanya terdiri dari 3 lapisan, yang membuat penggunanya terhindar dari ancaman kuman, dan dapat menyerap droplet dari mulut pemakainya.
Masker ketiga adalah masker kain. Tidak semua masker kain memenuhi syarat untuk digunakan. Masker kain yang ideal setidaknya terdiri dari 2 hingga 3 lapis. Penggunaan masker kain idealnya maksimal 4 jam. Setelahnya, ganti dengan masker lain yang bersih.
''Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat,'' terang Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Achmad Yurianto.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro merekomendasikan masker kain dengan 3 lapisan.
Yang pertama, lapisan kain hidrofilik, contohnya katun. Lapisan kedua, fungsinya adalah mendukung filtrasi lebih optimal, misalnya katun atau polyester. Lapisan terakhir, yang paling luar, menggunakan lapisan hidrofobik atau bersifat antiair, misalnya terbuat dari polypropylene.
Cara penggunaan masker kain yang tepat adalah sebagai berikut.
- Masker kain dipakai maksimal hanya 4 jam
- Setelah itu, pengguna mesti mengganti dengan masker baru dan bersih.
- Jika masker yang dipakai basah atau lembab, segera diganti.
- Bawa beberapa masker ketika beraktivitas, untuk menjaga kemungkinan harus berganti masker.
- penggunaan masker harus tepat: menutup hidung dan mulut.
- Lepas masker dengan menarik bagian tali, langsung disimpan ke kantong kertas/plastik tertutup.
Tingkat Penularan Virus Jika Memakai Masker
Dalam keterangan Kemenkes, memakai masker, yang merupakan salah satu dari gerakan 3M, efektif untuk menahan droplet menyebar. Risiko penularan virus dapat semakin menurun sesuai dengan ketatnya protokol kesehatan yang diterapkan
Risiko terburuk, jika seseorang yang terpapar virus tidak menggunakan masker, lantas berkontak dekat dengan orang rentan maka penularan dapat mencapai kemungkinan 100%.
Risiko ini dapat diturunkan jika seseorang yang terpapar memakai masker. Jika ia berkontak dengan kelompok rentan tidak memakai masker, maka potensi penularan mencapai 70%.
Persentase penularan akan semakin kecil jika seseorang yang sakit mengenakan masker, sedangkan orang sehat tidak memakai masker. Tingkat penularan mencapai 5 persen.
Terakhir, jika orang sakit dan orang sehat sama-sama memakai masker, potensi penularan virus mencapai 1,5 persen.
Penularan virus COVID-19 dapat diminimalisasi selama masyarakat Indonesia menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa selalu #ingatpesanibu dan menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
----------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH