tirto.id - Tim nasional (timnas) Indonesia akan menghadapi Malaysia di laga perdana kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Kamis (5/9/2019). Indonesia tercatat dua kali kalah melawan Malaysia dalam dua dari tiga laga kompetitif terakhir. Uniknya, dua kekalahan itu selalu terjadi di Stadion Bukit Jalil.
Hal yang paling diingat oleh penggemar sepak bola di tanah air adalah tragedi final Piala AFF 2010. Timnas Indonesia yang saat itu diarsiteki oleh Alfred Riedl, gagal meraih gelar juara setelah kalah agregat 2-4 dalam pertandingan 2 leg melawan Malaysia di partai puncak.
Indonesia yang kala itu dimotori Ahmad Bustomi dan Firman Utina tampil luar biasa sejak fase grup, dengan rekor 100 persen menang menuju laga final. Memulai turnamen dengan kemenangan telak 5-1 atas Malaysia, skuad Garuda berhasil mencukur Laos 6-0 dan menang atas Thailand 2-1 di laga terakhir.
Rekor kemenangan pun berlanjut saat bersua Filipina di semifinal. Bermain 2 kali di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia berhasil menang dengan skor identik 1-0 lewat gol-gol yang dicetak striker naturalisasi, Cristian Gonzalez. Indonesia melaju ke laga final dengan kepercayaan diri tinggi.
Kepercayaan itu pun terus terjaga, setidaknya hingga babak pertama leg 1 di Stadion Bukit Jalil. Bertanding di kandang lawan terlebih dahulu, anak asuh Alfred Riedl, tetap tampil menyerang dan berkali-kali menciptakan peluang untuk mencetak gol. Namun, hingga turun minum, skor 0-0 tak berubah.
Petaka terjadi di babak kedua: gawang Indonesia kebobolan 3 gol hanya dalam tempo 12 menit, sejak gol pertama Malaysia di menit 61 oleh Safee Sali dan ditutup dengan aksi pemain yang sama pada menit 73. Gol-gol itu diwarnai sejumlah blunder pemain Indonesia. Indonesia pun kalah 3-0 atas Malaysia.
Beban berat harus membalikkan ketertinggalan tiga gol, membuat Timnas Indonesia kesulitan. Di leg kedua, sempat kebobolan lagi oleh Safee Sali, Garuda kemudian bangkit dan menang 2-1. Namun, agregat 4-2 menjadi milik Malaysia. Pupuslah harapan untuk meraih gelar Piala AFF pertama kalinya.
Dalam Piala AFF edisi berikutnya, Indonesia kembali bertemu Malaysia di fase grup. Namun, kali ini pertandingan berlangsung di fase grup. Uniknya, partai tersebut lagi-lagi berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Kedua tim bertemu di pertandingan ketiga fase grup yang menentukan.
Indonesia yang kala itu diisi oleh wajah-wajah baru yang minim pengalaman internasional karena konflik PSSI, bisa lolos andai bermain imbang melawan Malaysia. Pasalnya, sebelum laga, Garuda berada di peringkat pertama klasemen sementara Grup B. Mereka mendapatkan 4 angka setelah ditahan imbang 2-2 oleh Laos, lantas menumbangkan Singapura 1-0.
Di lain pihak, Malaysia masih di bawah Garuda, karena berhasil menang 4-1 atas Laos, setelah di laga perdana tumbang 3-0 atas Singapura.
Kendati memberikan perlawanan sengit, Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia dengan skor 2-0. Kondisi berubah total. Indonesia gagal lolos ke fase berikutnya karena finis di peringkat ketiga dalam klasemen akhir, kalah dari Singapura Malaysia yang mendapatkan 6 angka.
Duel tersebut menjadi pertandingan terakhir Indonesia vs Malaysia di laga resmi. Sementara di laga uji coba, Indonesia sudah bermain 2 kali melawan Malaysia setelah kejadian di Bukit Jalil itu dan berhasil memenangi keduanya, dengan skor 2-0, dan 3-0.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Fitra Firdaus