tirto.id - Menjadi content writer atau penulis konten tidak serumit yang dibayangkan. Jika punya keahlian menulis, Anda selangkah lebih dekat untuk menekuni profesi ini.
Content writer identik dengan penulis konten web, yakni orang yang menyediakan konten relevan untuk sebuah web. Setiap web biasanya memiliki target audiens dan membutuhkan konten yang relevan untuk menarik mereka.
Oleh karena itu, seorang content writer setidaknya harus menguasai SEO (pengoptimalan mesin pencari) dasar, mulai dari riset hingga penulisan. SEO adalah sebuah cara agar konten web muncul dalam pencarian teratas atau mudah ditemukan pembaca.
Belajar SEO sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang karena banyak source yang menyediakan ilmunya, misalnya, blog dari Neil Patel, seorang digital marketing entrepreneur terkemuka. Susah karena algoritma Google sering berganti yang menyebabkan teknik SEO juga berubah. Namun, Google sudah memberikan pakemnya.
Apa Saja Job Deskripsi Content Writer?
Job deskripsi content writer bervariasi berdasarkan pemberi kerja. Hal ini juga berlaku untuk kualifikasi pendidikan, pengalaman, dan gaji.
Sebagai contoh, dalam sebuah unggahan di situs Google Jobs, sebuah perusahaan di Surabaya membutuhkan seorang content writer untuk menulis teks pemasaran produk, berkoordinasi dengan tim pemasaran dan desain untuk mengilustrasikan artikel, serta melakukan penelitian kata kunci dengan pedoman SEO untuk meningkatkan trafik.
Contoh lainnya, sebuah perusahaan layanan pemesanan tiket berbasis di Jakarta, membutuhkan penulis konten untuk menulis deskripsi produk, menerjemahkan konten dari bahasa Indonesia ke Inggris dan sebaliknya, mengedit foto produk, serta melakukan riset kata kunci.
Dikutip dari situs Glassdoor.com, job deskripsi content writer secara umum ialah sebagai berikut:
- Menghasilkan konten berkualitas untuk menarik audiens
- Mengatur jadwal penulisan untuk menyelesaikan draf atau proyek selesai dalam tenggat waktu
- Bekerja sama dengan tim lain untuk menghasilkan konten berkualitas
- Mengikuti kalender editorial untuk memastikan konten tayang tepat waktu
- Mengembangkan konten untuk lintas platform, yaitu situs web, email, deskripsi produk, blog, dan lainnya
- Melakukan analisis kata kunci untuk mencari ceruk pasar
- Menggunakan teknik SEO untuk memaksimalkan konten dalam hasil pencarian
Berapa Gaji Content Writer?
Seperti dikemukakan di awal, gaji content writer bervariasi berdasarkan pemberi kerja. Namun, jika dilihat dari statusnya, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu penuh waktu, paruh waktu, dan mandiri
Gaji content writer penuh waktu biasanya lebih besar atau setidaknya setara dengan UMR. Sebagai contoh, sebuah lowongan content writer yang diunggah perusahaan kesehatan berbasis di Jakarta, dengan kualifikasi pendidikan S1 dan pengalaman kerja minimal 1 tahun, menawarkan gaji Rp5-7 juta sebulan.
Content writer paruh waktu umumnya dipilih oleh mereka yang punya waktu lebih atau butuh dana tambahan. Besaran gajinya biasanya lebih kecil dari penulis konten penuh waktu, tetapi juga bisa lebih besar, bergantung pada kesepakatan dari pemberi kerja. Mereka biasanya berburu kerja paruh waktu ini di situs pekerja lepas, salah satunya Freelancer.co.id.
Sementara penulis konten mandiri adalah mereka yang bekerja secara mandiri, bertemu klien sendiri, berdiskusi soal proyek, hingga menentukan gaji sendiri. Misalnya, orang yang punya blog dengan trafik tinggi lantaran diisi dengan konten-konten yang berkualitas. Portofolionya ini bisa menjadi daya tawar.
Bagaimana Cara Menjadi Content Writer?
Sebelum menekuni profesi sebagai penulis konten, Anda setidaknya wajib punya modal. Selain kemampuan menulis, berikut beberapa modal itu sebagaimana dikutip dari situs Entrepreneur.com:
1. Kuasai segala gaya penulisan
Setiap konten punya gaya penulisan tersendiri. Blog cenderung santai, berita lebih informatif, atau opini sangat subjektif. Penulis konten harus siap diterjunkan ke medan pertempuran tulisan apa pun.
2. Konten wajib orisinal
Ini wajib hukumnya alias karya bukan plagiat. Ide sesama content writer mungkin bisa sama, tetapi sudut pandang tulisan bisa berbeda dan unik. Hal ini yang bikin audiens terpikat sekaligus tidak bosan.
3. Pahami cara risetnya
Content writer dalam menulis konten tidak memilih tema sembarangan. Ada riset di sana yang mesti dilalui, mulai dari pemilihan kata kunci hingga memahami audiens, pasar, dan tren.
4. Kuasai teknologinya
Selain SEO, penulis konten perlu memahami secara dasar tool untuk membuat konten, seperti HTML, CSS, dan WordPress. Tak perlu mendetail, setidaknya mengerti hingga mendukung hasil kerja.
5. Siapkan portofolio
Belum punya portofolio? Siapkan jika ingin serius menekuni profesi ini. Bisa dimulai dari yang sederhana, misalnya, membuat sebuah blog yang diisi dengan konten-konten berkualitas.
Setelah memiliki bekal yang cukup, Anda telah siap untuk terjun ke profesi ini. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai dikutip dari situs Study.com:
1. Selesaikan pendidikan yang relevan
Profesi penulis konten memang tidak secara spesifik mewajibkan pelamar punya kualifikasi pendidikan tertentu. Namun, dalam sebuah lowongan pekerjaan, kadang dicantumkan. Bahkan, pemberi kerja meminta latar belakang pemasaran atau bidang sejenis.
2. Penuh waktu, paruh waktu, atau mandiri?
Anda ingin menjadi penulis konten dengan status apa? Penuh waktu, paruh waktu, atau mandiri? Jika bingung dengan opsi ini, sesuaikan dengan kebutuhan (waktu) dan kemampuan (skill) Anda.
Setelah itu, saatnya melamar pekerjaan. Informasi lowongan penulis konten penuh waktu dan paruh waktu bisa dicari di situs lowongan kerja macam JobStreet atau Google Jobs. Lowongan content writer paruh waktu juga bisa ditemukan di situs marketplace untuk pekerja lepas macam Freelancer.co.id.
Sementara untuk penulis konten mandiri adalah profesi bagi mereka yang memiliki daya tawar tinggi. Tidak semua content writer mampu berstatus ini kecuali mereka mengoleksi segudang portofolio mentereng.
Editor: Agung DH