Menuju konten utama

Cara Hadapi Tekanan Pandemi Hingga COVID-19 Berakhir Menurut Ahli

Cara hadapi tekanan pandemi hingga COVID-19 berakhir menurut para ahli.

Cara Hadapi Tekanan Pandemi Hingga COVID-19 Berakhir Menurut Ahli
Ilustrasi tekanan mental saat wabah Virus. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Meskipun beberapa orang telah divaksinasi dengan vaksin COVID-19, sebagian besar lainnya masih harus menghadapi tekanan pandemi selama beberapa bulan mendatang.

Pandemi juga tidak akan segera berakhir walaupun banyak vaksin COVID-19 yang diproduksi menjanjikan kekebalan tubuh.

Lalu, bagaimana kita harus mengatasi situasi pandemi yang kemungkinan akan bertahan selama berbulan-bulan lagi?

Sejak awal krisis virus korona, ada prediksi yang tak terhitung jumlahnya tentang dunia pada masa Pandemi COVID-19. Berpikir tentang kemungkinan masa depan sering membantu menjelaskan rekomendasi untuk pengelolaan yang bijaksana saat ini.

Igor Grossman, Associate Professor of Psychology, Universitas Waterloo, Kanada memulai sebuah proyek berjudul World After Covid dan mengundang para ahli terkemuka dari seluruh dunia untuk berbagi pandangan mereka tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap masyarakat.

Ilmuwan dinominasikan oleh dewan penasihat berdasarkan keahlian mereka. Dari 150 nominasi, 100 menjawab penyelidikan dan 57 setuju untuk berpartisipasi.

Kelompok ini terdiri dari presiden Association for Psychological Science sebelumnya atau sekarang, American Psychiatric Association dan American Psychological Association, bersama dengan futuris dan pakar dalam manajemen bencana.

Lebih dari sepertiga ahli berasal dari luar Amerika Utara dan setiap ahli menjawab lima pertanyaan, diakhiri dengan saran tentang jenis kebijaksanaan yang dibutuhkan orang saat ini untuk berhasil melewati pandemi COVID-19.

Hasil Penelitian

Berikut ini saran dari para ahli tersebut tentang cara bertahan hidup dalam menghadapi tekanan situasi pandemi selama masih ada virus Corona dikutip dari Halifax Today:

Dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Mengembangkan sikap optimis.

Sikap optimis akan sangat membantu seseorang menghadapi situasi pandemi, seperti berpikir bahwa semua kondisi ini pasti akan berlalu.

2. Berkonsentrasi pada tujuan jangka panjang.

Masa depan lebih penting daripada hanya memikirkan kepuasan jangka pendek.

3. Membangun rasa percaya diri.

Temukan cara agar tetap bertanggung jawab atas kehidupan sehari-hari Anda, meskipun ada ketidakpastian pandemi. Fokus mental semacam itu dapat membantu mengatur emosi dalam menghadapi ketidakpastian.

Ini termasuk menemukan cara untuk mengubah pandemi sebagai tantangan yang dapat dikelola, untuk menemukan sesuatu yang ingin dicapai hari ini yang dapat dimulai dari bangun tidur pagi hari.

4. Menciptakan tradisi kecil kecil dalam lingkaran keluarga terdekat serta melindungi orang yang dicintai, seperti teman, dan tetangga.

Pentingnya keterhubungan sosial memainkan peran perlindungan untuk kesehatan mental, termasuk selama masa terjadinya bencana.

Tetap terhubung

Salah satu kemungkinan lainnya adalah melihat keterhubungan sosial sebagai jendela peluang yang mungkin telah hilang akibat pandemi yang mengganggu.

Ketidakpastian dan tantangan sosial ekonomi dapat memotivasi kita untuk menjadi diri sebagai makhluk sosial yang lebih baik. Tetapi tantangan yang sama juga dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan keterasingan.

Untuk mengatasinya, para ahli merekomendasikan keterhubungan sosial sebagai jenis kebijaksanaan yang harus diterapkan sekarang.

Berbeda dengan wacana publik tentang pandemi yang sering didominasi oleh generalisasi bebas sains, analisis perspektif oleh ilmuwan perilaku dan sosial melukiskan gambaran yang kompleks dengan beberapa rekomendasi konkrit.

Baca juga artikel terkait DAMPAK PANDEMI atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH