Menuju konten utama

Cara Budidaya Belut: Dari Buat Media Kolam, Pelihara, Hingga Panen

Cara budidaya belut, mulai dari pembuatan media tumbuh serta kolam, pemeliharaan, hingga panen adalah sebagai berikut.

Cara Budidaya Belut: Dari Buat Media Kolam, Pelihara, Hingga Panen
Sejumlah pekerja memilih ikan belut yang akan diekspor ke China di Penampungan UD Bandar Mina, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (8/3/2017). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Belut atau lindung yang bernama latin Monoprterus Albus digolongkan sebagai ikan konsumsi yang kaya akan nutrisi. Makanan olahan belut juga disukai banyak orang. Tak heran, budidaya belut kini menjadi pilihan usaha banyak pembudidaya ikan air tawar.

Belut biasa didapatkan melalui 2 cara, yaitu dengan tangkapan atau hasil budidaya. Di Indonesia, hewan ini sering disebut sebagai belut sawah, tak lain karena kerap ditangkap di sawah. Belut pun bisa ditemukan di sungai, terutama yang berlumpur.

Dilansir dari laman Dinas Pertanian Provinsi Banten, belut hasil tangkapan memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan belut hasil budidaya. Oleh sebab itu, harga jual belut hasil tangkapan pun lebih tinggi nilainya daripada belut hasil budidaya.

Namun, ukuran belut hasil tangkapan kerap tidak seragam. Ukuran belut hasil tangkapan biasanya akan bergantung pada lokasi habitatnya.

Sebaliknya, belut hasil budidaya dapat memiliki ukuran yang relatif sama karena berasal dari satu indukan dan satu tempat. Meski harganya sedikit lebih murah daripada hasil tangkapan, belut hasil budidaya tersedia dalam jumlah banyak sehingga kontinuitas suplainya terjamin.

Cara Budidaya Belut: Buat Media Kolam Hingga Panen

Berikut sejumlah tahapan dalam budidaya belut, mulai dari cara pemilihan bibit, pebuatan kolam, hingga pemanenan.

1. Pilih Bibit Unggul Berkualitas

Untuk mendapatkan belut yang berkualitas, Anda perlu menyiapkan bibit unggul. Kriteria bibit belut yang baik adalah:

  • Memiliki ukuran yang sama.
  • Biasanya bibit belut berukuran 10-12 cm dan perlu waktu 3-4 bulan agar siap panen.
  • Gerakannya aktif dan lincah.
  • Tidak memiliki luka atau cacat secara fisik.
  • Tidak memiliki penyakit.

2. Menyiapkan Kolam Budidaya Belut

Anda bisa memilih melakukan budidaya belut di kolam permanen atau semi-permanen. Kolam permanen seperti kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Adapun kolam semi-permanen seperti kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring.

Kolam tembok relatif lebih kuat dan mampu bertahan hingga 5 tahun. Karena itu, kolam tembok bernilai lebih ekonomis karena bisa disesuaikan dengan keadaan ruang dan kebutuhan. Anda perlu menyiapkan kedalaman 1-1,25 meter untuk budidaya belut.

Siapkan lubang keluaran dengan pipa yang agak besar agar proses penggantian media bisa lebih mudah. Pastikan untuk kolam tembok yang baru dibangun benar-benar bebas dari bau semen.

3. Menyiapkan Media Tumbuh

Lumpur merupakan media tumbuh yang baik bagi belut. Beberapa material bisa dijadikan bahan pembuat rumput diantaranya seperti: lumpur sawah, kompos, humus, pupuk kandang, sekam padi, jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, dan mikroba dekomposer.

Langkah-langkah membuat media tumbuh belut yang baik adalah:

  • Siapkan kolam yang bersih dan kering.
  • Letakkan jerami padi yang sudah dicacah / dicincang pada dasar kolam sekitar 20 cm.
  • Tambahkan pelepah pisang yang sudah dicacah / dicincang sekitar 6 cm diatas tumpukan jerami.
  • Kemudian tambahkan pupuk kandang, pupuk kompos atau tanah humus sekitar 20-25 cm diatas tumpukan pelepah pisang.
  • Tambahkan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer seperti larutan EM4.
  • Masukkan lumpur sawah atau rawa sekitar 10-15 cm dan biarkan selama 1-2 minggu agar proses fermentasi sempurna.
  • Setelah terfermentasi dengan baik, alirkan air bersih selama 3-4 hari untuk membersihkan racun. Namun pastikan aliran air tidak terlalu deras agar tidak terjadi erosi.
  • Setelah bersih, genangi media tumbuh tersebut dengan air bersih sedalam 5 cm dari permukaan. Tambahkan tanaman air seperti enceng gondok atau teratai.
  • Anda akan mendapatkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Bibit belut sudah siap ditebar pada media tumbuh ini.

4. Penebaran Bibit dan Pengaturan Air

Penebaran bibit berukuran 10-12 cm bisa dilakukan hingga kepadatan 50-100 ekor/m2. Penebaran bibit belut sebaiknya dilakukan di pagi atau sore hari.

Khusus bibit dari hasil tangkapan sebaiknya dikarantina selama 1-2 hari. Selama proses karantina, letakkan bibit dalam air bersih yang mengalir dan berikan pakan seperti kocokan telur.

Pastikan air tidak terlalu dalam agar belut bisa bertumbuh dengan baik. Air yang terlalu dalam bisa menyebabkan belut terlalu banyak bergerak untuk mengambil oksigen di atas permukaan air. Hal itu bisa membuat belut menjadi lebih kecil.

5. Mengatur Pemberian Pakan Secara Teratur

Kebutuhan pakan harian belut cukup variatif karena tergantung dari umur belut itu sendiri. Berikut merupakan kebutuhan pakan harian belut untuk populasi dengan berat sekitar 10 kg:

  • Umur 0-1 bulan sekitar 0,5 kg per hari
  • Umur 1-2 bulan sekitar 1 kg per hari
  • Umur 2-3 bulan sekitar 1,5 kg per hari
  • Umur 2-4 bulan sekitar 2 kg per hari.

Pada dasarnya, takaran pakan belut sejumlah 5-20% dari bobot tubuhnya per hari. Pemberian pakan belut harus dipastikan teratur dan sesuai dengan porsinya. Pakan belut juga beragam, ada pakan hidup maupun pakan mati.

Pakan hidup seperti zooplankton, cacing, kutu air, kecebong, larva ikan, dan larva serangga biasanya diberikan pada belut yang masih kecil. Untuk belut dewasa, pakan hidup yaitu ikan, katak, serangga, kepiting yuyu, bekicot, belatung, dan keong.

Pakan mati yang biasa dikonsumsi belut seperti bangkai ayam, cincangan bekicot, ikan rucah, cincangan kepiting yuyu atau pelet. Sebaiknya pakan mati direbus terlebih dahulu sebelum diberikan ke belut.

Terkait frekuensi pemberian makan, untuk pakan hidup bisa dilakukan 3 hari sekali, sedangkan pakan mati bisa diberikan 1-2 kali setiap harinya.

Pemberian makan belut lebih efektif dilakukan pada sore atau malam hari karena belut merupakan salah satu hewan nokturnal.

6. Memanen Belut

Belut siap panen sebenarnya tidak ditentukan patokan tertentu. Namun ini bergantung pada selera masing-masing. Di Indonesia, lebih disukai belut yang berukuran kecil atau sedang dan tak terlalu besar. Adapun untuk pasar ekspor, belut yang berukuran besar lebih diminati.

Untuk pasar domestik yang menyukai belut berukuran sedang, biasanya belut dipanen pada sekitar usia 3-4 bulan. Untuk pasar ekspor, belut dipanen di usia sekitar 3-6 bulan bahkan lebih.

Baca juga artikel terkait BUDIDAYA IKAN atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Addi M Idhom