tirto.id - Masalah pencernaan sering kali diderita oleh orang-orang dari berbagai kalangan usia. Salah satu masalah pencernaan yang kerap diderita adalah sembelit atau konstipasi.
Sembelit tidak hanya sekadar masalah tidak bisa buang air besar saja, tetapi seseorang dapat dikatakan mengalami sembelit jika ia buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Dilansir dari laman RS Pondok Indah, konstipasi yang juga disebut sebagai sembelit, merupakan gangguan buang air besar (BAB) yang ditandai dengan berkurangnya frekuensi BAB kurang dari tiga kali dalam seminggu, perasaan sulit saat BAB, atau kombinasi keduanya. Konstipasi bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang terjadi karena suatu penyakit.
Konstipasi terbagi menjadi dua, yakni konstipasi akut dan konstipasi kronik. Perbedaan dari kedua jenis konstipasi tersebut adalah lamanya konstipasi yang dirasakan. Pada konstipasi akut, gejala yang dirasakan kurang dari tiga bulan, sedangkan pada konstipasi kronik, gejala yang dirasakan lebih dari tiga bulan.
Dilihat dari penyebabnya, konstipasi dibagi menjadi konstipasi primer dan sekunder. Konstipasi yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga konstipasi primer.
Faktor risiko yang berperan dalam konstipasi primer adalah kurangnya konsumsi serat, kurang cairan (dehidrasi), kurangnya aktivitas fisik (imobilisasi), dan gangguan psikis.
Sementara konstipasi sekunder adalah konstipasi yang disebabkan oleh suatu kondisi tertentu atau adanya penyakit pasien. Di antaranya yakni gangguan mekanik, gangguan metabolik, gangguan elektrolit, gangguan hormon tiroid, gangguan ginjal, serta gangguan persarafan.
Konstipasi memang dapat disebabkan oleh beberapa faktor sehingga penting bagi penderita untuk mengetahui penyebabnya, agar dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Penyebab sembelit atau konstipasi
Terdapat tiga faktor utama penyebab terjadinya konstipasi, seperti disebutkan pada laman Ciputra Hospital, sebagai berikut:
1. Saluran pencernaan terhambat
Saluran pencernaan yang tidak lancar disebabkan oleh diet rendah serat, dehidrasi, konsumsi obat-obatan tertentu, dan obstruksi usus. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari konstipasi akibat masalah ini adalah dengan mengonsumsi makanan berserat dan minum air putih yang cukup.
2. Masalah saraf
Konstipasi akibat masalah saraf juga mudah menyerang penderita Parkinson dan Multiple Sclerosis. Bagi penderita konstipasi karena masalah saraf, disarankan melakukan konsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Disfungsi panggul
Kelemahan otot pada panggul dan masalah fungsi otot lainnya merupakan faktor risiko konstipasi. Usahakan untuk tidak menunda buang air besar dan lakukan olahraga atau aktivitas fisik lainnya guna memperlancar kinerja sistem pencernaan.
Selanjutnya, gejala konstipasi yang biasa dirasakan antara lain:
- Berkurangnya frekuensi BAB, biasanya kurang dari 3 kali dalam satu minggu
- Harus mengedan saat BAB
- Perasaan tidak puas saat BAB, dapat disertai perasaan kembung atau penuh di perut
- Feses keras, atau harus menggunakan obat pencahar supaya feses menjadi lunak
Cara mengatasi sembelit atau konstipasi
Salah satu cara mengobati konstipasi adalah dengan mengonsumsi obat pencahar. Jenis obat-obatan yang disarankan seperti suplemen serat, ostomik, magnesium sitrat dan natrium docusate.
Selain itu, terdapat juga cara menghindari konstipasi secara mandiri, yaitu,
1. Mengubah pola makan atau diet
Mengubah pola makan dengan cara memperbanyak asupan serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Semua jenis makanan tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja fungsi usus dan mempercepat pencernaan.
2. Minum banyak cairan
Minum banyak cairan membantu mengurangi dehidrasi pada tubuh. Minuman yang disarankan adalah minuman yang rendah atau tanpa kalori dan kurangi konsumsi soda manis serta minuman buah.
3. Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik
Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik sekitar 20 menit dalam tiga kali seminggu secara rutin dapat membantu memperlancar pencernaan.
4. Memperbaiki kebiasaan ke toilet
Hindari menunda buang air besar dan berikan waktu untuk menggunakan toilet dengan tidak terburu-buru.
Jenis makanan yang bisa sebabkan sembelit atau konstipasi
Dilansir dari laman Siloam Hospitals, disebutkan beberapa jenis makanan yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan konstipasi, di antaranya:
1. Cokelat
Kandungan kafein pada coklat dapat menjadi penyebab terjadinya konstipasi pada seseorang.
2. Olahan susu
Orang yang mengalami konstipasi karena susu biasanya adalah seseorang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang terkandung dalam susu sapi, kambing, atau domba.
3. Makanan yang mengandung gluten
Gluten adalah protein yang terkandung dalam gandum, jelai, padi-padian, dan triticale. Beberapa orang jika mengonsumsi gluten dapat mengalami konstipasi. Biasanya orang-orang tersebut mengidap penyakit celiac yaitu sindrom usus besar dan intoleransi gluten.
4. Makanan yang menimbulkan alergi
Sebagian orang memiliki alergi terhadap beberapa jenis makanan tertentu. Salah satu reaksi alergi yang timbul adalah konstipasi. Contoh makanan penyebab sembelit karena reaksi alergi adalah seafood, telur, dan kacang-kacangan.
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Nur Hidayah Perwitasari