tirto.id - Sembelit pada bayi merupakan hal yang umum terjadi, namun hal ini tentu saja membuat rasa yang tidak nyaman dan bayi menjadi rewel.
Bahkan jika dibiarkan berlarut-larut, sembelit pada bayi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius, karenanya jangan terlalu meremehkan kondisi ini.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui tanda-tanda sembelit pada bayi, penyebab sembelit dan cara mencegah sedini mungkin.
Tanda-Tanda Sembelit pada Bayi
Dikutip laman Nationwide Childrens, pada sebagian besar bayi, jika mereka tidak buang air dalam waktu lama sebenarnya mereka tidak benar-benar sembelit, tetapi karena bayi mungkin belum mengembangkan rutinitas untuk buang air besar.
Beberapa bayi juga tidak mengembangkan pola buang air besarnya untuk sementara waktu.
Pola buang air besar bayi dapat berubah jika pola makannya berubah, seperti beralih dari ASI ke susu formula, memulai makanan padat, atau minum susu formula lebih sedikit dari biasanya.
Jika tinja (kotoran) bayi tidak lunak atau mudah dikeluarkan, maka mungkin mereka mengalami konstipasi atau sembelit.
Dalam kasus yang jarang terjadi, konstipasi dapat disebabkan oleh kurangnya saraf yang menuju ke usus atau oleh masalah dengan cara usus terbentuk saat lahir.
Berikut ini tanda-tanda sembelit pada bayi yang perlu diperhatikan:
- Tinja lebih sedikit dari pola biasanya
- Bayi mengejan lebih dari biasanya untuk buang air besar
- Perubahan tampilan tinja dari lunak dan lembek menjadi kecil, kerikil keras, atau seperti bola golf bulat besar
- Tinja longgar dan berair
- Buang air besar yang jarang atau lebih jarang dari biasanya
- Perut bayi kembung atau bengkak karena gas
- Mengalami kram yang menyakitkan
Penyebab Sembelit pada Bayi
Beberapa penyebab sembelit yang umumnya terjadi pada bayi adalah berikut ini seperti dilansir situs Medline Plus:
- Mengabaikan keinginan untuk menggunakan toilet
- Kurang makan serat
- Kurang minum cairan
- Beralih ke makanan padat atau dari ASI ke susu formula (bayi)
- Perubahan situasi, seperti perjalanan, mulai sekolah, atau peristiwa yang membuat stres
- Penyakit usus, seperti yang mempengaruhi otot usus atau saraf
- Kondisi medis lain yang mempengaruhi usus, dan
- Penggunaan obat-obatan tertentu
Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi
Untuk membantu mencegah sembelit pada anak, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Berikut penjelasannya dikutip Mayo Clinic:
1. Tawarkan anak Anda makanan berserat tinggi.
Diet kaya serat dapat membantu tubuh anak Anda membentuk tinja yang lunak dan besar. Sajikan lebih banyak makanan berserat tinggi kepada anak, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan sereal gandum utuh serta roti.
Jika anak belum terbiasa dengan diet tinggi serat, mulailah dengan menambahkan hanya beberapa gram serat sehari untuk mencegah gas dan kembung.
Asupan yang direkomendasikan untuk serat makanan adalah 14 gram untuk setiap 1.000 kalori dalam makanan bayi Anda.
Untuk anak kecil, ini berarti asupan sekitar 20 gram serat makanan sehari. Untuk remaja putri dan remaja putri, 29 gram sehari. Dan untuk remaja laki-laki dan remaja laki-laki, adalah 38 gram sehari.
2. Dorong anak untuk minum banyak cairan.
Minum banyak air adalah hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya sembelit pada bayi dan anak-anak.
3. Mendorong aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang teratur membantu merangsang fungsi usus yang normal.
4. Buat rutinitas toilet.
Secara teratur sisihkan waktu setelah makan untuk anak Anda menggunakan toilet. Jika perlu, sediakan bangku kaki agar anak nyaman duduk di toilet dan memiliki daya ungkit yang cukup untuk mengeluarkan bangku.
5. Ingatkan anak Anda untuk mengindahkan panggilan alam.
Beberapa anak begitu asyik bermain sehingga mereka mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
Jika penundaan seperti itu sering terjadi, mereka dapat menyebabkan sembelit.
6. Beri dukungan pada anak.
Hadiahi usaha anak Anda, bukan hasil. Beri anak hadiah kecil karena mencoba buang air besar.
Hadiah yang memungkinkan termasuk stiker atau buku atau permainan khusus yang hanya tersedia setelah (atau mungkin selama) waktu toilet. Dan jangan menghukum anak yang mengotori celana dalamnya.
Editor: Yantina Debora