Menuju konten utama

Cacar Monyet pada Anak: Gejala dan Cara Penularan Virus Monkeypox

Cacar monyet pada anak: apakah anak-anak berisiko tertular cacar monyet? Dan seberapa parah dan luasnya risiko ini?

Cacar Monyet pada Anak: Gejala dan Cara Penularan Virus Monkeypox
Ilustrasi Cacar monyet FOTO/Istockphtoto

tirto.id - Secara global, lebih dari 700 kasus cacar monyet atau monkeypox telah dilaporkan sejauh ini. Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan setidaknya ada 780 kasus menyebar di negara-negara di mana virus jarang ditemukan, termasuk di Amerika Utara, Meksiko, negara-negara Eropa, Argentina, Maroko, dan UEA.

Inggris memiliki jumlah kasus cacar monyet tertinggi di antara semua negara lain, dengan sekitar 300 kasus yang dikonfirmasi. Terkait munculnya kasus cacar monyet di Inggris, apakah ada risiko penularan/penyebaran ke Indonesia?

Menjawab pertanyaan ini, Kemenkes menjelaskan, risiko penularan manusia ke manusia sangat mungkin, maka perlu tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran di Indonesia.

Pemerintah Inggris terus berupaya melakukan pengendalian untuk mengisolasi penderita, dan pelacakan kontak erat. Investigasi terus dilakukan oleh pemerintah setempat.

Cacar Monyet pada Anak

Di tengah penyebaran diam-diam ini, pertanyaan yang sekarang diajukan adalah: Apakah anak-anak berisiko tertular cacar monyet? Dan seberapa parah dan luasnya risiko ini?

Sejauh ini, ada beberapa kasus infeksi cacar monyet pada anak-anak, tetapi jumlahnya rendah secara global.

Apa itu Monkeypox?

Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox).

Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan 'monkeypox'.

Jika Monkeypox adalah penyakit zoonosis, hewan apa saja yang dapat menularkan?

Di Afrika, infeksi monkeypox telah ditemukan pada banyak spesies hewan, diantaranya monyet, tikus Gambia dan tupai. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus).

Apakah Monkeypox dapat menular?

Monkeypox merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan oleh virus ke manusia dari hewan seperti monyet dan hewan pengerat (rodent) melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yg terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush meat).

Penularan antar manusia melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Tenaga kesehatan, orang yang tinggal serumah dan kontak erat lain merupakan orang yang berisiko tinggi.

Penularan juga terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan. Penularan seksual masih belum jelas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan, demikian sebagaimana diterangkan laman Kemenkes.

Bagaimana Monkeypox ditularkan?

Virus monkeypox dapat ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus (termasuk pengolahan daging binatang liar). Masuknya virus adalah melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).

Apa saja tanda dan gejala Monkeypox?

Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 – 16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari.

Gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan. Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox.

Baca juga artikel terkait CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya