Menuju konten utama

Bus Trans Jawa Beroperasi Musim Mudik 2019: Bagaimana Tarifnya?

Bus Trans Jawa rencananya akan digarap 'keroyokan' oleh konsorsium sejumlah Perusahaan Otobus (PO) swasta.

Bus Trans Jawa Beroperasi Musim Mudik 2019: Bagaimana Tarifnya?
Mobil melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.

tirto.id - Kementerian perhubungan (Kemenhub) masih mengkaji kelanjutan Bus Trans Jawa, yakni bus khusus yang melintas rute tol Trans Jawa yang menghubungkan Pelabuhan Merak hingga Surabaya.

Direktur Angkutan dan Multimoda (AMM) Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani mengatakan rencananya Bus Trans Jawa akan digarap 'keroyokan' oleh konsorsium sejumlah Perusahaan Otobus (PO) swasta.

“Yang kelola kan masing-masing operator kan ada. Operator swasta. Wong yang layani itu sudah banyak kok,” kata Ahmad saat dihubungi reporter Tirto, Jumat (22/3/2019).

Ahmad melanjutkan, Bus Trans Jawa bakal melayani rute perjalanan menyusuri jalan tol yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Pemberhentian penumpang yang akan dilayani yakni Tegal, Solo, Semarang, dan Surabaya.

Tempat pemberhentian penumpang akan memanfaatkan rest area yang dilengkapi terminal. Ahmad mengatakan, masyarakat akan dilayani bus pengumpan (feeder) untuk bisa mengakses tempat pemberhentian Bus Trans Jawa.

Sementara untuk tarif Bus Trans Jawa, kata Ahmad, masih dalam pembahasan. Ia mengatakan Kemenhub tidak ingin masyarakat dibebani tarif tinggi, akan tetapi bisa memberi keuntungan untuk PO bus yang terlibat dalam Bus Trans Jawa.

“Soal tarifnya kan sedang kita hitung. yang jelas tarifnya harus lebih rendah dari kereta api," ujarnya.

Ahmad mengatakan Kemenhub akan mengundang operator bus dan Organda untuk menghitung besaran tarif Bus Trans Jawa. "Minggu depan akan mulai ketemu sama operator bus dan Organda."

Ditargetkan Beroperasi Sebelum Lebaran

Kemenhub menargetkan Bus Trans Jawa bisa mengangkut para pemudik di lebaran Idul Fitri 2019. Trayek bus ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang akan mudik ke beberapa daerah seperti Semarang, Yogyakarta hingga Surabaya.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi mengatakan, hasil kajian yang melibatkan 650 responden menunjukkan 90 persen masyarakat mengaku perlu adanya trayek bus Tol Trans Jawa.

"Skemanya seperti arahan pak Menhub. Jangan keluar ke jalan nasional karena kalau keluar itu sudah makan waktu, jadi tidak menarik," kata Budi.

Budi menjelaskan, perbedaan antara Bus Trans Jawa dengan bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang saat ini sudah beroperasi adalah rutenya. Bus Trans Jawa tak akan keluar dari jalan tol.

"Skemanya seperti arahan pak Menhub. Jangan keluar ke jalan nasional karena kalau keluar itu sudah makan waktu, jadi tidak menarik," ujarnya.

Kesiapan PO Bus

Dihubungi terpisah, pemilik PO Siliwangi Antar Nusa (SAN) Kurnia Lesani Adnan merespons positif rencana tersebut karena pihak swasta diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam program pemerintah.

Namun Sani meminta pemerintah untuk tak terlalu jauh mengatur tarif yang dikenakan kepada penumpang. Ia mengatakan masalah tarif lebih baik dilepaskan pada mekanisme pasar.

Sani menambahkan, pemerintah yang penting menyiapkan instrumen pengawasan yang baik untuk menjaga kualitas layanan PO Bus yang terlibat.

"Soal harganya lepaskan saja ke operator, biarkan operator yang menghitung,” usulnya.

Menurut Sani, pemerintah tak akan terlalu berat dalam merealisasikan rencana tersebut. Ia beralasan PO Bus yang melayani rute antar-kota umumnya sudah melewati jalan tol. Ia mengatakan pemerintah tinggal membuat SOP dan aturan main yang jelas.

Baca juga artikel terkait BUS TRANS JAWA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Gilang Ramadhan