Menuju konten utama

Bulog Turunkan Target Penyerapan Beras Petani Jadi 1,2-1,7 Juta Ton

Target penyerapan beras Januari-Desember 2020 turun jadi 1,2 hingga 1,7 juta ton.

Bulog Turunkan Target Penyerapan Beras Petani Jadi 1,2-1,7 Juta Ton
kepala bareskrim polri kom. jend pol budi waseso melambaikan tangan usai memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemberitaan tentang pencopotan jabatannya sebagai kepala bareskrim polri di bareskrim mabes polri, jakarta, rabu (2/9). dalam keterangannya budi waseso membantah berita tersebut. antara foto/muhammad adimaja/ama/15

tirto.id - Perum Bulog menargetkan penyerapan beras dari petani selama Januari-Desember 2020 1,2 hingga 1,7 juta ton atau turun dibandingkan tahun 2018 yang sebesar 2,7 juta ton dan tahun 2019 yang mencapai 1,8 juta ton.

“Ya diinginkan 2,7 juta ton tapi kan, saya menghitung riil dengan kemampuan. Maka kami maksimal 1,7 juta ton,” ucap Direktur Utama Bulog Budi Waseso akrab disapa Buwas kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Rabu (19/2/2020).

Sebenarnya panen beras tahun ini, menurut Kementerian Pertanian, diprediksi mencapai 7 juta ton. Namun, kata Buwas, serapan dipasang rendah karena perusahaannya masih mengalami kesulitan menyalurkan beras.

Total beras Bulog saat ini berada di kisaran 1,7 juta ton di Gudang dan sekitar 900 ribu tonnya adalah beras impor tahun 2018 yang belum tersalurkan sampai hari ini. Kapasitas Gudang Bulog sendiri mencapai 3,9 juta ton.

Saat ingin menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke pasar, kata Buwas, pasokan beras Bulog malah ditolak pasar padahal harga di pasar juga sedang tinggi.

Penyebabnya stok beras di pasar masih banyak dan harga jual kebetulan menjadi mahal karena harga gabah yang disimpan sudah tinggi.

“Buktinya kami suplai ke pasar-pasar masih ditolak karena dia masih kelebihan stok,” ucap Buwas.

Lantaran itu lah, Bulog berencana menyalurkan stok beras yang tersisa lewat kebijakan bansos beras sejahtera (rastra) serta ekspor ke Arab Saudi.

Di samping itu, rencana lainnya adalah operasi pasar atau mengolah sisa stok beras menjadi tepung, terigu dan lainnya. Buwas mengklaim ada permintaan 400 ribu ton beras yang diolah jadi terigu dari Kementerian Perindustrian.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan sudah ada strategi penyaluran melalui Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Ia bilang lewat program ini penyaluran beras Bulog membaik dari hanya 4.000 ton per hari menjadi 8.000 ton per hari.

Atas dasar ini ia mengaku cukup optimistis karena sebelum panen di April-Mei 2020 kebutuhan beras pasti tinggi. Namun ia harus memastikan juga kalau 1,7 juta ton itu benar-benar bisa dikuras.

“Jadi sejauh ini penyerapan enggak jadi masalah,” ucap Tri dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait BULOG atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana