tirto.id - Perum Bulog mengklaim ketersediaan bahan pangan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 dalam kondisi aman. Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan, stok yang ada saat ini diprediksi masih cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat dalam menyambut musim liburan akhir tahun.
Adapun untuk bahan pangan yang dimaksud itu ialah beras, gula, minyak goreng, dan daging. Dengan adanya kepastian stok, Djarot pun lantas mengindikasikan kalau harga pangan yang biasanya naik karena tidak seimbangnya jumlah stok dengan permintaan dapat diantisipasi oleh Bulog.
“Stok untuk persiapan Natal dan Tahun Baru, Insyaallah aman,” ujar Djarot di kantornya pada Senin (27/11/2017).
Lebih lanjut, Djarot menyebutkan bahwa jumlah stok beras yang dimiliki Perum Bulog sampai saat ini ada 1,2 juta ton. Angka tersebut merupakan akumulasi dari berbagai jenis beras, seperti beras sejahtera (rastra), cadangan pangan, maupun komersial.
“Biasanya 1,5 (juta ton), maunya 2 (juta ton), tapi paling tidak menjaga. Saya rasa ini masih memadahi,” ungkap Djarot.
Selain itu, Perum Bulog juga masih memiliki stok gula sebanyak 400 ribu ton. Dengan jumlah sebesar itu, Djarot optimistis kalau Perum Bulog dapat memenuhi kebutuhan rata-rata masyarakat dalam mengonsumsi gula per bulannya, yang ada di kisaran angka 240 ribu ton.
“Kalau ada kenaikan konsumsi untuk Natal dan Tahun Baru yang [permintaan] minuman manisnya lebih banyak, persediaan pun masih cukup,” ucap Djarot lagi.
Sementara untuk minyak tanah, Djarot mengatakan jumlah stok yang tercatat masih sebanyak 2,2 juta liter, dan terbilang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Kemudian untuk daging, Perum Bulog masih menyimpan stok sebanyak 16 ribu ton, atau sekitar dua kali lipat dari rata-rata konsumsi daging per bulannya yang berada di kisaran 8-9 ribu ton.
“Sekitar 90 persen (stok daging) adalah daging kerbau. Tapi saya kira untuk stok daging sapinya sudah cukup tersedia di lapangan, dan sebetulnya secara umum tidak ada perbedaan antara daging sapi dengan kerbau,” jelas Djarot.
Kendati stok diklaim mencukupi, rupanya kendala muncul dari akses transportasi dan logistik yang belum sepenuhnya mendukung. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengungkapkan kalau pihaknya terus mencari solusi agar stok pangan yang memadahi dapat terdistribusi ke seluruh penjuru daerah.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz