tirto.id - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (21/6) pagi, bergerak menguat sebesar 123 poin menjadi Rp13.216 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.339 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa risiko Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) yang mereda menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Jajak pendapat menyebutkan, Inggris yang akan bertahan di Uni Eropa membangkitkan selera investor pada aset di negara berisiko," katanya.
Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil juga turut menopang mata uang di negara-negara berkembang. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 49,20 dolar AS per barel, dan Brent Crude sebesar 50,41 dolar AS per barel.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa jajak pendapat terbaru menunjukan warga Inggris yang memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa meningkat, situasi mendorong mayoritas nilai mata uang menguat terhadap dolar AS.
Namun, lanjut dia, pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati mendekati pelaksanaan referendum Brexit pada 23 Juni 2016 nanti, karena spekulasi di pasar keuangan diperkirakan meningkat.
"Hasil referendum akan direspon pasar pada perdagangan berikutnya pada 24 Juni 2016," katanya.