tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah melakukan ekspor masker atau surgical mask senilai 74,7 juta dolar AS selama Februari 2020. Nilai ini naik signifikan dari posisi Januari 2020 yang hanya berkisar 2,1 juta dolar AS secara month to month (mtom). Secara mtom, kenaikannya mencapai 3.385,43 persen.
Secara year on year (yoy) nilainya naik lebih drastis dari Februari 2019 yang hanya berkisar 0,1 juta dolar AS. Dengan demikian secara yoy naik 60.973 persen.
Naiknya ekspor barang dengan kode HS 8 digit 03079040 ini terjadi bersamaan dengan melonjaknya penyebaran pandemi Corona atau Covid-19 yang mulai jadi perhatian internasional akhir Januari 2020.
“Kalau kenaikan barang tekstil di antaranya komoditas masker masuk di sini. HS 63,” ucap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti dalam siaran live di akun Youtube BPS, Senin (16/3/2020).
Masker masuk dalam golongan barang HS 2 digit 63. Akibatnya jenis barang tekstil jadi lainnya naik dari 17,8 juta dolar AS pada Januari 2020 menjadi 89,8 juta dolar AS di Februari 2020. Jika dibandingkan dengan nilai ekspor masker senilai 74,7 juta dolar AS pada Februari maka 83 persen ekspor HS 63 didominasi masker.
Dari data BPS juga tampak sejumlah negara yang menjadi tujuan favorit. Posisi pertama didominasi Singapura dengan nilai 36,3 juta dolar AS pada Februari 2020 naik signifikan dari posisi Januari 2020 yang hanya 0,6 juta dolar AS.
Lalu posisi kedua didominasi China dengan nilai 25,6 juta dolar AS naik signifikan dari 0,8 juta dolar AS di Januari 2020.
Posisi ketiga dicapai oleh Hong Kong dengan nilai ekspor ke sana 12 juta dolar AS naik dari Januari 2020 yang hanya berkisar 0,4 juta dolar AS.
Sementara itu, Malaysia dan Jepang mendapat jatah masing-masing 0,2 dan 0,3 juta dolar AS di Februari 2020.
Thailand, Amerika Serikat, Macau dan Taiwan juga tercatat mendapat cipratan ekspor masker Indonesia dengan nilai masing-masing hanya 0,1 juta dolar AS.
Bagi Jepang dan Macau sudah menjadi tujuan ekspor lebih dulu pada Januari 2020 dengan nilai 0,1 juta dolar AS.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri