tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 5,17 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2017 dan 2016 yang hanya mencapai 5,07 persen dan 5,03 persen.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,17 persen, ini angka yang bagus sekali. Terbaik sejak 2014 yang hanya 5,01 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS Pusat, Jakarta pada Rabu (6/2/2019).
Pertumbuhan pada 2018 itu sesuai perkiraan yang sempat diucapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada September tahun lalu, yakni berada dalam rentang 5,14 persen hingga 5,21 persen. Saat itu, Sri Mulyani mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi dengan memangkas target yang sebelumnya antara 5,18-5,4 persen sesuai APBN 2018.
"Di tengah ekonomi global yang tidak pasti ini, pertumbuhan 5,17 persen merupakan capaian yang menggembirakan," kata Suhariyanto.
Dia menjelaskan perekonomian Indonesia pada 2018 diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp14 837,4 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp56,0 Juta atau 3.927 dolar AS.
Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia pada 2018 ditopang oleh pertumbuhan industri pengolahan sebesar 0,91 persen, lalu sektor perdagangan 0,66 persen, konstruksi 0,61 persen, pertanian 0,49 persen dan gabungan sektor lainnya 2,50 persen.
Seluruh sumber pertumbuhan pada 2018, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, kecuali sektor konstruksi dan pertanian yang melambat dibanding kondisi pada 2017.
Mengenai pola pertumbuhan ekonomi pada 2018, Suhariyanto mengatakan hal itu masih dipengaruhi oleh pencapaian di kuartal III dan IV. Namun, perkembangan ekonomi di kuartal IV membawa pengaruh terbesar. Pasalnya, penyerapan anggaran pemerintah masih menumpuk di akhir tahun.
Suhariyanto mencatat pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal IV 4 terhadap kuartal III 2018 mencapai 37,72 persen. Sedangkan laju pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal III terhadap kuartal II hanya 6,36 persen.
"Realisasi APBN 2018 bagus. Belanja naik dibanding tahun sebelumnya, distribusi seharusnya lebih merata jadi pertumbuhannya lebih bagus. Kuartal III iya (berpengaruh) tapi masih kuartal ke IV yang dominan," ucap Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom