tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 berada pada kisaran 5 persen hingga 5,4 persen. Hal tersebut bakal dipengaruhi oleh konsumsi domestik yang diperkirakan masih tumbuh cukup kuat.
Selain itu, pertumbuhan investasi masih juga cukup tinggi karena ditopang oleh pembangunan berbagai proyek mulai dari infrastruktur, properti, hingga investasi non-bangunan.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh sekitar 5,2 persen. Namun, impor diperkirakan lebih tinggi. Sedangkan kinerja ekspor masih belum bisa tumbuh tinggi, sekitar 6,8-7,2 persen," ujarnya dalam rapat Komisi XI DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/1/2019).
Perry menjelaskan, inflasi pada 2019 juga bakal bisa ditekan lebih rendah dengan melihat harga pangan yang tetap terjaga. "Inflasi diyakini akan berada dalam range 3,5 plus minus 1 persen," imbuh Perry.
Penyebab pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5-5,4 persen ini juga dipengaruhi oleh penurunan ekspor neto saat impor sedang tinggi.
Terbatasnya pertumbuhan ekspor disebabkan lemahnya kinerja ekspor komoditas andalan seperti pertanian dan pertambangan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi global lebih rendah dari proyeksi semula.
Hal ini dipicu oleh ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi seiring berlangsungnya kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali