tirto.id - Plt. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Tetty H. Sihombing mengatakan selama memasuki bulan Ramadan 1440 H, lembaganya mendapatkan 13 laporan dari berbagai daerah terkait makanan dan minuman yang terkategori non-kemasan.
Informasi laporan tersebut bersumber dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di 33 provinsi dan 40 kantor BPOM di Kabupaten/Kota untuk melakukan giat intensifikasi atau pengawasan Ramadan.
"Beberapa informasi yang masuk ke kami, umumnya hasil pemeriksaannya baik," ujarnya kepada Tirto, Kamis (9/5/2019).
Ia menuturkan timnya terjun ke pasar-pasar, perumahan, dan masjid-masjid untuk memeriksa kandungan takjil yang dijual oleh pedagang musiman.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengecek apakah kandungan berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin, dan pewarna berbahaya terkandung dalam takjil yang dijual.
"Di Aceh Timur, Bengkulu, Ende, Manokwari, Timika, Palu, Pekanbaru, Tanggung Pinang itu relatif aman. Ini baru hari ketiga puasa. Mereka akan terus lakukan pemeriksaan dan pengujian sampai bulan puasa selesai," tuturnya.
Namun ia tak mengelak, di beberapa daerah terdapat laporan yang sifatnya kasuistik dan tidak bisa dijadikan acuan untuk menggambarkan kondisi suatu daerah secara umum.
Adapun daerah tersebut menurutnya seperti di Tangerang terdapat pacar cina yang mengandung pewarna buatan, di Padang terdapat kerupuk nasi yang mengandung boraks, dan di DKI Jakarta terdapat kerupuk asinan menggunakan pewarna buatan.
"Secara umum untuk takjil ini baik sekali," ujarnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari