Menuju konten utama

BPN Tolak Kelompok Intoleran yang Larang Perayaan Imlek

Jubir BPN menyatakan penolakan terhadap adanya larangan perayaan Tahun Baru Imlek yang dilakukan oleh sejumlah kelompok intoleran.

BPN Tolak Kelompok Intoleran yang Larang Perayaan Imlek
Seorang penganut Konghucu menuangkan minyak ke perapian saat bersembahyang di Vihara Tri Dharma Dwi Dharma Bhakti di Pontianak, Kalbar, Senin (4/2/2019) malam. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

tirto.id - Juru Bicara Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferdinan Hutahaean menolak kelompok intoleran yang melarang perayaan Tahun Baru Imlek bagi etnis Tionghoa.

Hal tersebut karena ia melihat pada akhir Januari lalu, beredar surat seruan dari Forum Muslim Bogor (FMB) yang menyatakan penolakan terhadap perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2019.

"Hal seperti ini [pelarangan Tahun Baru Imlek] harus kita tolak, sebetulnya ini tidak boleh ada kelompok manapun yang menjadi intoleran," ujarnya kepada Tirto, Selasa (5/1/2019).

Apalagi menurutnya, etnis Tionghoa sudah diakui sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.

Hal ini kata dia juga telah diperkuat dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967.

Melalui Keppres yang dibuat pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, Presiden SBY kala itu mengganti istilah "China" dengan "Tionghoa".

"Bahwa etnis Tionghoa sudah kita akui sebagai masyarakat Indonesia. Sebagai etnis yang menjadi salah satu etnis di Indoneia yang ditetapkan oleh pak SBY di zaman beliau," kata Politisi Partai Demokrat itu.

Oleh karena itu, Ferdinan mengatakan kepada seluruh masyarakat harus menghargai dan menghormati ras dan etnis dari manapun. Jika terdapat penolakan terhadap perayaan Imlek, ia berharap agar hal tersebut dihentikan.

"Bangsa-bangsa harus saling menghormati dari kawan-kawan kita [etnis Tionghoa]," ucap Ferdinan.

Jubir BPN itu juga meminta kepada masyarakat etnis Tionghoa agar dapat berbaur dan terbuka dengan kelompok lainnya. Supaya dapat mempererat persaudaraan dan tidak ada lagi kelompok intoleran yang melarang perayaan Imlek ke depan.

"Saudara kita etnis Tionghoa harus bisa berbaur, agar persaudaraan ini, kebhinekaan ini bisa lebih erat lagi kedepan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA IMLEK atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi