tirto.id - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyayangkan pernyataan Menkominfo Rudiantara yang menyindir pegawainya dengan kata-kata 'yang gaji kamu siapa?'
Pernyataan itu dianggap Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean sebagai sebuah kampanye yang melanggar UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Tindakan yang dilakukan oleh Rudiantara itu masuk kategori kampanye karena mengarahkan orang memilih pasangan 01 [Jokowi-Ma'ruf] dengan mempertanyakan dan mengintimidasi ASN soal gaji dari siapa," ujar Ferdinand kepada reporter Tirto, Jumat (1/2/2019).
Menurut Ferdinand, Rudiantara telah melakukan pidana pemilu dan pemaksaan kehendak. Ferdinand melihat Rudiantara telah memaksa ASN untuk memilih Jokowi-Ma'ruf dengan alasan seolah yang menggaji ASN itu adalah Jokowi.
"Ini salah dan pelanggaran yang vulgar dilakukan. Ini pidana pemilu yang diancam kurungan 3 tahun," ucapnya.
Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat itu menganggap Rudiantara telah melakukan politik genderuwo alias politik yang menakut-nakuti masyarakat.
"Rudiantara harusnya tahu bahwa gaji ASN dan juga gaji presiden serta gaji menteri itu bersumber dari APBN, dari uang rakyat bukan uang pemerintah apalagi dianggap uang Jokowi. Ini kesalahan fatal," tegasnya.
Dikutip dari CNN Indonesia, peristiwa ini bermula saat Rudiantara meminta para pegawai Kominfo memilih stiker sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di kompleks kementerian tersebut, Kamis (31/1). Ada dua stiker, pertama berwarna merah dan kedua berwarna putih.
Rudiantara menamai stiker yang pertama dengan sebutan nomor 1 dan yang putih dengan sebutan nomor 2. "Preferensi teman-teman memilih nomor satu atau nomor dua?" tanya Rudiantara dalam acara Kominfo Next di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Para pegawai Kominfo langsung bersorak sorai. Rudiantara langsung menegaskan bahwa maksud pertanyaannya bukan terkait Pilpres 2019. Dia lalu melakukan voting dengan sorakan paling keras. Rupanya stiker nomor 2 yang mendapat sorakan paling keras.
"Coba ibu tadi yang nyoblos nomor dua sini," panggil Rudiantara.
Para pegawai kembali bersorak. Seorang pegawai perempuan naik ke panggung dan diminta menyampaikan alasan. Tapi rupanya alasan yang disampaikan justru menjurus pada nuansa Pilpres 2019.
"Bismillahirrahmanirrahim, mungkin terkait keyakinan saja, Pak. Keyakinan atas visi-misi yang disampaikan nomor dua, yakin saja," ucap pegawai tersebut lugas.
Kemudian Rudiantara memanggil pegawai yang memilih desain stiker nomor 1. Dia merasa lebih menerima jawaban pemilih desain nomor 1 karena dianggap sesuai dengan tema desain stiker.
"Saya terima alasan yang nomor satu, tapi saya tidak bisa terima alasan nomor dua karena, mohon maaf, ibu tidak bicara mengenai desain. Terima kasih bu, terima kasih," kata Rudiantara.
Rudiantara lalu mempersilakan kedua pegawai itu kembali ke tempatnya. Sejurus kemudian dia bertanya lagi ke pemilih desain stiker nomor 2.
"Bu! Bu! Yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa? Hah?" ujar Rudiantara dengan suara meninggi.
Pegawai itu pun membalikkan badan dan menjawab. Rudiantara langsung menimpalinya.
"Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah makasih," kata Rudiantara.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri