tirto.id - Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menilai bahwa bergabungnya mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, ke PDI-P tak akan banyak berpengaruh bagi elektabilitas Prabowo-Sandiaga maupun Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurutnya, elektabilitas ditentukan oleh kerja kolektif masing-masing tim di kedua pihak, dan tidak bergantung pada sosok satu orang.
"Ya mungkin sudah diperhitungkan [oleh PDIP], tapi enggak banyak berpengaruh. Apakah itu baik untuk BPN? Ya kita lihat nanti," ujarnya saat dihubungi Tirto, Sabtu (9/2/2019).
Meski demikian, ia berpendapat bahwa masuknya kembali Ahok yang ingin dipanggil BTP ini ke kancah politik nasional merupakan hak politiknya sebagai warga negara.
Sehingga, kata Waketum Gerindra tersebut, merapatnya Ahok ke PDI-P tak perlu terlalu diributkan. "Selama hak politiknya tidak dicabut sama pengadilan kan sah-sah aja. Yang penting dia declare, mantan narapidana, gitu kan, biar fair," ucap Dasco.
Hal serupa juga pernah disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto soal bergabungnya Ahok ke PDI-P. Meskipun PDIP pernah menjadi pendukung Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, namun Hasto menilai bahwa hal itu tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas partainya.
"Elektabilitas urusan rakyat karena kinerja kolektif partai politik. Saya melihat PDIP banyak difitnah, Pak Jokowi banyak difitnah, sehingga justru memberikan perhatian lebih kepada PDIP," ucap Hasto Rabu (23/1/2019) silam.
Menurutnya, saat ini PDIP sedang fokus pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden yang berlangsung serentak.
"Yang penting PDIP selalu bersama rakyat. PDIP paling takut ditinggal rakyat, maka kami memperbaiki diri kami," tegasnya lagi.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri