Menuju konten utama

BPBD: Potensi Dampak Pergerakan Tanah di Jakarta Terbilang Kecil

BPBD DKI Jakarta menyebutkan sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi mengalami pergerakan tanah.

BPBD: Potensi Dampak Pergerakan Tanah di Jakarta Terbilang Kecil
Petugas bersama relawan membenahi rumah warga yang rusak akibat tanah longsor di kawasan Ciganjur, Jakarta, Minggu (11/10/2020). ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan dampak dari potensi pergerakan tanah di 10 kecamatan di Ibu Kota terbilang kecil.

“Sebenarnya kalau dilihat secara keseluruhan di wilayah Jakarta, potensi dampaknya terbilang kecil,” ujar Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang kepada reporter Tirto, Selasa (13/12/2022) malam.

Sepuluh kecamatan di DKI Jakarta yang berpotensi mengalami pergerakan tanah meliputi Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan di Jakarta Selatan; serta Kramat Jati dan Pasar Rebo di Jakarta Timur.

“Dampaknya itu bisa terjadi tanah longsor di daerah-daerah rawan terutama yang berada di sekitar kawasan sungai. Seperti di kawasan-kawasan yang berada di lereng atau gawir sungai, ini berpotensi longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas lebat,” kata Michael.

BPBD DKI Jakarta melaporkan hingga Selasa pukul 20.30 WIB, tidak ada kejadian longsor akibat potensi pergerakan tanah di 10 kecamatan di DKI Jakarta.

“Sampai saat ini terpantau masih nihil untuk kejadian longsor,” kata Michael.

Berbagai upaya pencegahan dilakukan BPBD DKI Jakarta dalam menghadapi potensi pergerakan tanah di Ibu Kota. Pertama, yaitu menginformasikan peringatan dini pergerakan tanah yang bersumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laman bpbd.jakarta.go.id dan media sosial BPBD DKI Jakarta sebagai langkah kesiapsiagaan bagi masyarakat.

BPBD DKI Jakarta kemudian berkoordinasi dengan aparat kewilayahan seperti lurah dan camat untuk memantau titik-titik yang rawan longsor. Pemantauan dilakukan aparat kewilayahan bersama Tim Reaksi Cepat BPBD DKI Jakarta.

BPBD DKI Jakarta juga menyiagakan layanan kedaruratan melalui nomor 112 agar masyarakat dapat melaporkan keadaan darurat. Masyarakat juga dapat melaporkan hal itu melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI).

“Mengimbau kepada masyarakat yang berada di kawasan sekitar sungai agar tidak menebang pohon di sekitar lereng dan tidak melakukan pemotongan lereng secara tegak lurus untuk menghindari kejadian tanah longsor. Dan juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar lereng apabila hujan deras melanda di sekitarnya,” kata Michael.

Baca juga artikel terkait POTENSI PERGERAKAN TANAH DI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan