Menuju konten utama

BPBD DIY Akui Pantau "Real Time" Lokasi Rawan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memantau secara "real time" terhadap lokasi-lokasi yang rawan bencana untuk mengetahui perkembangan atau kondisi di lapangan sedini mungkin sebagai bagian dari mitigasi.

BPBD DIY Akui Pantau
(Ilustrasi) Pohon tumbang setelah hujan lebat. Antara Foto/Risky Andrianto.

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memantau secara "real time" terhadap lokasi-lokasi yang rawan bencana untuk mengetahui perkembangan atau kondisi di lapangan sedini mungkin sebagai bagian dari mitigasi.

"Kami memiliki kebijakan untuk memutakhirkan informasi pada lokasi-lokasi bencana secara real time untuk mengetahui perkembangan kondisi di lapangan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno di Yogyakarta, Selasa, (22/11/2016).

Berdasarkan catatan dari BPBD DIY periode 10 November hingga 22 November terdapat 24 kejadian longsor yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di provinsi tersebut. Kejadian longsor terbanyak berada di Kabupaten Sleman 10 lokasi dan Kabupaten Kulon Progo 11 lokasi.

Selain tanah longsor, BPBD DIY juga mencatat sembilan lokasi banjir yang tersebar di Kota Yogyakarta sebanyak tujuh lokasi dan dua lokasi di Kabupaten Sleman.

"Khusus untuk banjir di Kota Yogyakarta ini perlu terus diwaspadai dan dipantau karena lokasinya cukup banyak. Semuanya di bantaran sungai besar dan kecil di kota tersebut," katanya.

Sedangkan kejadian banjir di Kabupaten Sleman seluruhnya berada di bantaran Sungai Winongo.

"Kebijakan yang kini kami lakukan tidak lagi dititikberatkan pada penanganan pascabencana tetapi lebih pada proses mitigasi dan pengurangan risiko bencana untuk masyarakat," katanya,

Oleh karena itu, lanjut dia, proses mitigasi bencana untuk daerah-daerah yang sebelumnya sudah pernah terkena bencana lebih diarahkan pada peningkatan partisipasi masyarakat, termasuk komunitas dan relawan siaga bencana.

Selain menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi melakukan pengurangan risiko bencana, BPBD DIY juga menyiapkan berbagai perlengkapan yang diperlukan apabila terjadi bencana di antaranya bronjong, seng, peralatan kerja bakti dan logistik untuk korban bencana.

"Apalagi puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November hingga Desember. Masyarakat perlu terus dilibatkan untuk mitigasi pengurangan risiko bencana," katanya.

Pada Senin (21/11/2016) petang, terjadi hujan lebat dan angin kencang di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. BPBD DIY mencatat ada 46 kejadian pohon tumbang, reklame roboh dan kerusakan fasilitas pribadi atau umum di Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

"Tidak ada korban, dan penanganan pun sudah dilakukan secepatnya meskipun masih ada daerah yang aliran listriknya padam dalam waktu cukup lama," katanya.

Baca juga artikel terkait RISIKO BENCANA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh