Menuju konten utama

Bolehkah Anak Umur di Bawah 1 Tahun Makan Telor Setengah Mateng?

Anak usia balita, empat kali lipat lebih berisiko mengalami gejala keracunan makanan berupa Salmonellosis dibandingkan dengan orang dewasa.

Bolehkah Anak Umur di Bawah 1 Tahun Makan Telor Setengah Mateng?
Ilustrasi MPASI. foto/istockphoto

tirto.id - Telor setengah matang sering kali diberikan pada anak yang berusia di bawah satu tahun untuk tambahan makanan pendamping ASI (MPASI).

Memberikan telor setengah matang pada saat anak masuk fase MPASI diyakini sebagian orang bisa meningkatkan daya tahan tubuh, anak menjadi lebih kuat, membuat anak lebih pintar hingga segudang keyakinan lainnya.

Namun, apakah aman anak yang berusia di bawah satu tahun diberi makan telur setengah matang?

Telur utuh diketahui dapat mengandung bakteri Salmonella. Bakteri ini dapat masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang retak.

Dampak makan telor setengah untuk anak di bawah 1 tahun

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak usia balita, empat kali lipat lebih berisiko mengalami gejala keracunan makanan berupa Salmonellosis dibandingkan dengan orang dewasa yang mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.

Tidak hanya anak balita, orang yang lanjut usia dan ibu hamil juga berisiko mengalami Salmonellosis ini. Gejala muncul 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi Salmonella dan membaik dalam waktu 4-7 hari tanpa perlu pemberian antibiotik.

Gejala yang muncul yaitu diare berdarah, disertai demam, muntah dan dehidrasi. Hal ini bisa membahayakan jiwa apabila kekurangan cairan tidak segera diatasi.

Tidak hanya telur setengah matang biasa, tetapi masakan yang mengandung telur yang dimasak setengah matang, seperti homemade mayonnaise, tiramisu, mousse, juga masih berisiko menimbulkan Salmonellosis.

Namun, untuk mayonnaise buatan pabrik umumnya menggunakan telur yang telah dipasteurisasi sehingga aman dikonsumsi.

Berikut beberapa tips terkait konsumsi telur yang perlu diperhatikan orang tua agar anak terhindar dari Salmonellosis:

1. Hindari membeli telur yang kotor atau retak.

2. Simpan telur di lemari pendingin pada suhu 0-4° C.

3. Cuci tangan dan alat yang bersentuhan dengan telur mentah.

4. Hindari mengonsumsi telur mentah atau setengah matang.

5. Bagian putih dan kuning telur harus dimasak hingga mengeras.

6. Bila memasak makanan yang mengandung telur, maka masakan harus dimasak hingga mencapai suhu minimal 71°C.

7. Telur yang dimasak hingga matang tidak kehilangan kandungan nutrisinya, bahkan telur yang sudah matang tersebut lebih mudah dicerna oleh saluran cerna anak.

8. Telur yang sudah matang harus dikonsumsi segera dan tidak dibiarkan dalam suhu ruang lebih dari 2 jam untuk menghindari kontaminasi kuman.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya