Menuju konten utama

BNPT Inisiasikan Rekonsiliasi Mantan Terorisme dengan Korban

BNPT berencana mempertemukan mantan pelaku terorisme dengan para korban aksi teror, baik korban bom Bali, Kedubes Australia, JW Marriot dan lainnya.

BNPT Inisiasikan Rekonsiliasi Mantan Terorisme dengan Korban
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius bersama Ketua Umum PWI Pusat Margiono dan tokoh NU Jatim Muhsin Ghazali, menghadiri sosialisasi penanggulangan terorisme di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (15/8). ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

tirto.id - Para mantan terpidana kasus terorisme akan direkonsiliasikan dengan korban yang menjadi dampak aksi terorisme di sejumlah daerah Indonesia. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Suhardi Alius mengatakan rekonsiliasi itu akan digelar dalam waktu dekat ini.

“Kita akan menggelar rekonsiliasi antara korban dari aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia untuk kita pertemukan dengan para mantan pelaku teror yang sudah menyadari akan kesalahan perbuatannya di masa lalu,” kata Suhardi Alius di Kantor Menkopolhukam di Jakarta, Senin (5/2/2018).

Suhardi mengatakan bahwa BNPT ikut mengurus orang-orang yang menjadi korban aksi terorisme, mulai kejadian hingga pemulihan psikologis mereka. “Korban aksi terorisme ini ada asosiasinya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada 120 orang mantan pelaku teror yang sudah sadar dan kembali ke NKRI. Mereka ikut bersama BNPT.

“Para mantan ini sudah berkumpul bersama-sama kami dan menyadari kesalahannya. Lalu kita ambil sebagai narasumber dalam rangka berhadapan dengan kelompok-kelompok yang potensial radikal,” ujar Suhardi.

Atas kesadaran inilah, BNPT menginisiasi untuk mempertemukan mereka dengan para korban aksi teror, baik korban bom Bali, Kedubes Australia, JW Marriot dan lainnya.

“Ini segera kita laksanakan sekitar akhir Februari ini untuk bisa memberikan kedamaian di masyarakat dan juga dunia bahwa Indonesia itu sejuk dan damai,” ujarnya.

Suhardi menambahkan, pembangunan boarding school atau pesantren yang menampung anak-anak dari mantan pelaku aksi terorisme di Medan dan Lamongan juga telah selesai.

Boarding school ini bertujuan agar anak-anak itu tidak mengikuti jejak orang tuanya di masa lalu. Selain itu, Boarding school ini juga sudah menjadi merek dunia serta sudah dipaparkan Suhardi Alius di pertemuan Dewan Keamanan (DKK) PBB.

Sementara itu, Menkopolhukam Wiranto mengatakan bahwa rekonsiliasi yang digagas BNPT itu akan dilaksanakan akhir Februari 2018.

"Kami sedang mengembangkan lagi satu rekonsiliasi antara pelaku atau eks pelaku terorisme atau yang kita kenal eks napi terorisme dan keluarga korban terorisme. Nanti para mantan pelaku terorisme itu akan meminta maaf secara langsung kepada keluarga korban terorisme,” ujar Wiranto.

“Nanti mantan napi terorisme ini akan menyatakan permintaan maaf, penyesalannya, bahwa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang melampui batas, sesuatu yang tidak pantas, sesuatu yang menyakitkan banyak orang,” kata Wiranto melanjutkan.

Baca juga artikel terkait TERORISME

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto