tirto.id - Kepala Bidang Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan video yang beredar di tengah masyarakat mengenai letusan gunung Merapi adalah hoax.
"Jika ada yang menyebarkan video ini erupsi Gunung Merapi adalah HOAX. Video ini guguran awan panas Gunung Sinabung. Gunung Merapi belum ada awan panas saat ini. Video ini juga disebarkan sebagai erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017. Jangan menyebarkan Hoax," demikian penjelasan Sutopo melalui akun Twitter, Selasa (22/5/2018).
Jika ada yang menyebarkan video ini erupsi Gunung Merapi adalah HOAX. Video ini guguran awan panas Gunung Sinabung. Gunung Merapi belum ada awan panas saat ini. Video ini juga disebarkan sebagai erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017. Jangan menyebarkan Hoax. pic.twitter.com/sflmMByBGc
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) May 21, 2018
Peningkatan status oleh BPPTKG itu berdasarkan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang ditandai dengan beruntunnya letusan freatik dan diikuti kegempaan.
Menurut data BPPTKG PVMBG terhitung telah terjadi 4 kali letusan freatik disertai suara gemuruh sejak Senin (21/5) hingga Selasa (22/5) pukul 03.30 WIB.
Letusan freatik pertama pada tanggal (21/5) pukul 01.25 WIB durasi 19 menit ketinggian kolom letusan 700 meter. Letusan freatik kedua pada pukul 09.38 WIB durasi 6 menit ketinggian kolom letusan 1.200 meter.
Letusan freatik ketiga terjadi pada pukul 17.50 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan tidak teramati dan letusan freatik keempat pada tanggal (22/5) pukul 01.47 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan 3.500 meter.
"Dengan naiknya status Waspada maka penduduk yang berada di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan. Tidak boleh ada aktivitas masyarakat di dalam radius 3 km. Kegiatan pendakian untuk sementara dilarang kecuali untuk kegiatan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana," demikian penjelasan BPPTKG.
Editor: Agung DH