tirto.id - Meluapnya Sungai Cisanggarung dan Cijangkelok telah menyebabkan banjir di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyusul curah hujan yang tinggi sejak Kamis (22/2/2018).
Sementara pada Minggu (25/2/2018), BNPB menyatakan banjir Cirebon yang merendam tujuh kecamatan itu sudah surut. Meski begitu, masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap meluapnya Sungai Cisanggarung dan banjir kiriman dari Kabupaten Kuningan.
“Sebagian pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan rumah atau lingkungannya,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (26/2/2018).
Banjir Cirebon yang terjadi pada Jumat (23/2/2018) ini menyebabkan 4.352 rumah dan ratusan hektar lahan pertanian terendam.
Sutopo menjelaskan, penyelamatan dan evakuasi oleh tim gabungan penanggulangan bencana Kabupaten Cirebon telah dikerahkan. Selain itu, BPBD Cirebon juga melakukan pendataan korban dan dampak bencana.
“Membentuk pos tanggap darurat bencana banjir di Kecamatan Pasaleman dengan Dandim 0620/ Kabupaten Cirebon,” papar Sutopo.
Namun, Sutopo menambahkan, aktivitas posko pengungsian belum berjalan maksimal akibat keterbatasan sumber daya dan peralatan. Proses pendataan juga terkendala karena dampak bencana cukup luas.
Dari rilis BNPB, terdapat beberapa kebutuhan mendesak yang diperlukan di posko yaitu berupa air bersih, WC portable, sanitasi, selimut, obat-obatan, alat kebersihan, dan terpal.
Selain merendam ribuan rumah, banjir juga sempat membuat jalur kereta dari Cirebon ke Tegal dan Purwokerto tidak bisa dilalui atau lumpuh total. Putusnya jalur kereta api menyebabkan sejumlah penumpang gagal berangkat dan tak bisa melanjutkan perjalanan.
Menteri Perhubungan Budi Karyamengatakan, persoalan banjir yang berdampak pada sejumlah aktivitas pelayanan transportasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah tersebut sudah dapat diatasi. Karenanya, jaur kereta api sudah dapat beroperasi meskipun dengan kecepatan terbatas.
“Untuk banjir di sekitar Cirebon, perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, pada dasarnya sudah kita atasi dan kereta api sudah mulai beroperasi walaupun dengan kecepatan rendah,” tegas Budi dalam keterangan tertulis, Minggu (25/2/2018).
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari