tirto.id - Kondisi atmosfer di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) pada Februari hingga Maret 2018 akan di dominan panas karena mulai memasuki musim kemarau, menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping Padang Pariaman.
"Secara umum kondisi cuaca Sumbar cerah berawan sehingga terjadi peningkatan suhu udara," kata Kepala Seksi Observasi BMKG Ketaping Padang Pariaman, Budi Samiadji saat dikonfirmasi dari Padang, Senin (5/2/2018).
Hari ini, lanjutnya, suhu maksimal di Sumbar mencapai 32 derajat Celsius pada pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB. Masyarakat perlu mengantisipasi paparan sinar matahari langsung dengan mengurangi aktivitas berlebihan di luar ruangan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak sembarangan membakar sampah di lahan karena dapat menyebabkan kebakaran.
"Kebakaran hutan sangat mudah terjadi pada musim panas," tambahnya.
Meskipun cuaca Sumbar dominan panas, namun masih terdapat potensi hujan pada malam hari di daerah Limapuluh Kota, Solok Selatan, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai dan Dharmasraya.
"Potensi hujan tersebut dengan intensitas ringan," ujarnya.
Kemudian untuk arah angin dari barat daya ke timur laut dengan kecepatan 20 kilometer per jam, dan untuk kelembapan udara 65 hingga 95 persen. Pihaknya akan memperbaharui informasi jika ada perubahan dinamika atmosfer.
Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayinto mengimbau masyarakat di provinsi itu untuk mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan karena cuaca panas.
"Cuaca panas membuat hutan dan lahan kering mudah terbakar. Semua harus lebih hati-hati. Jangan sampai membuka lahan dengan cara membakar," kata dia.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora