tirto.id - Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gelombang tinggi hingga enam meter terjadi di perairan selatan Pulau Jawa pada 12 hingga 13 Agustus 2020. Hal ini disebabkan angin kencang yang bertiup dari Australia.
'Tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta," kata BMKG Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Agus Riyanto, Selasa (12/8/2020).
Potensi gelombang tinggi ini, kata Agus, terjadi karena kecepatan angin dari Australia cukup kencang. Ini, kata dia, merupakan siklus musiman yang biasa terjadi saat musim kemarau.
"Sekarang lagi bertiup angin dari Australia (Monsun Australia) yang sifatnya kencang membuat gelombang menjadi tinggi," ujarnya.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari tenggara-barat daya dengan kecepatan 6 -20 knot. Sedangkan dari wilayah selatan Indonesia lebih cepat yakni 8-25 knot.
Kecepatan angin ini terpantau oleh BMKG tertinggi di perairan utara Sabang, perairan selatan Banten, Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa dan Laut Arafuru bagian timur.
Dengan kondisi ini, BMKG meminta agar diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Untuk perahu nelayan berisiko jika berada di perairan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dengan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.
Untuk kapal tongkang berisiko jika berada di perairan dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dengan tinggi gelombang lebih dari 1,5 meter. Kapal ferry berisiko jika berada di perairan dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan tinggi gelombang lebih dari 2,5 meter.
Sedangkan untuk kapal besar, kapal kargo, kapal pesiar akan berisiko jika berada di perairan dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dengan tunggi gelombang lebih dari 4 meter.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi diminta selalu waspada.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri