Menuju konten utama

BMKG: Curah Hujan di Bogor Tergolong Ekstrem Selama Februari

BMKG menyebutkan curah hujan yang turun di kawasan Bogor tergolong ekstrem memasuki bulan Februari ini.

BMKG: Curah Hujan di Bogor Tergolong Ekstrem Selama Februari
Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak Kabupaten Bogor membuat sejumlah pohon tumbang, tiang listrik roboh, dan tanah longsor pada Senin (5/2/2018). Humas BNPB/Sutopo Purwo Nugroho

tirto.id - Tinggi muka air di Bendung Katulampa mencapai level siaga I akibat hujan deras yang mengguyur Bogor sejak Minggu (4/2/2018). BMKG menyebutkan curah hujan yang turun di kawasan Bogor tergolong ekstrem. Kondisi tersebut karena saat ini sudah memasuki puncak musim hujan.

"Februari ini masuk puncak musim hujan untuk wilayah Jabodetabek, khusus di wilayah Bogor curah hujannya tergolong ekstrim," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Hadi Saputra kepada Antara, Senin (5/2/2018).

Menurut BMKG puncak musim hujan untuk wilayah Jabodetabek diprediksikan akan berlangsung selama bulan Februari, dan akan kembali mereda hingga awal April.

Hadi menyebutkan memasuki puncak musim hujan, warga di sepanjang aliran Sungai Ciliwung diimbau untuk waspada karena curah hujan yang turun sewaktu-waktu dapat meningkatkan tinggi muka air.

Data pengamatan BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, rata-rata curah hujan yang turun di wilayah Bogor di atas 30 milimeter (mm), seperti di kawasan Naringgul Puncak 169, Gunung Mas 148, Citeko 151.6, Gadog 125, Cibalagung Ciomas 21.3, Cimanggu 32, Darmaga 30.4, Katulampa 75 dan Citayam 35.6 mm.

"Hujan di Bogor jika lebih dari 20 mm tergolong ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bogor, Budi Suhardi.

Hujan turun di wilayah Bogor sejak Minggu malam, hingga dini hari dan pagi hari. Hujan menyebabkan tinggi muka air Sungai Ciliwung meningkat tajam mencapai level 240 cm atau siaga satu banjir.

Hingga saat ini hujan masih turun di kawasan Puncak. Hujan juga menyebabkan beberapa lokasi terjadi longsor, yakni di dekat Masjid At Taawun, Riung Gunung, dan Widuri.

Dengan status siaga satu Bendung Katulampa, warga di sekitar Sungai Ciliwung diimbau untuk waspada dan tidak melakukan aktivitas di sungai. Masyarakat juga diminta mengevakuasi barang-barang rumah tangga ke tempat yang aman, khususnya bagi permukiman di bantaran sungai Ciliwung.

BNPB jugua meminta masyarakat yang tinggal di pinggiran bantaran sungai Ciliwung di wilayah Bogor agar tidak melakukan aktivitas di sungai, seperti di Katulampa, Sukasari, Barangsiang, Babakan Pasar, Sempur, Pabaton, Kedung Badak, dan Kedung Halang.

“Begitu juga masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung di daerah Depok," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilis yang diterima Tirto, Senin.

BNPB memprediksi sekitar 9 jam ke depan debit banjir akan sampai di Pintu Air Manggarai, Jakarta. Sementara itu, situasi terakhir pukul 10.11 WIB tinggi muka air masih bertahan di level 240 cm atau siaga satu banjir.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari