tirto.id - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan, pihaknya mencatat telah terjadi enam kali gempa susulan dengan kekuatan di bawah 4,7 Skala Richter yang berpusat di Mentawai, Sumatera Barat setelah daerah itu diguncang gempa pada Sabtu (21/7/2018) dini hari pukul 02.58 WIB.
"Hingga pukul 05.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan terjadi enam kali aktivitas gempa bumi susulan dengan kekuatan kekuatan yang paling besar 4,7 SR," kata Rahmat Triyono saat dihubungi dari Padang Sabtu (21/7/2018).
Menurut dia, pusat gempa bumi pertama berada pada koordinat 1,73 lintang selatan dan 99,81 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 kilometer arah timur laut Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada kedalaman 23 kilometer.
Ia memaparkan gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi dipicu oleh penyesaran naik," ujarnya.
Rahmat menyampaikan dampak gempa bumi berdasarkan peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa gempa dirasakan antara lain di daerah Padang pada skala III MMI dan Pariaman pada skala II - III MMI.
Hal ini sesuai dengan hasil laporan masyarakat bahwa gempa bumi ini dirasakan di Padang, Pariaman, dan kepulauan Mentawai II-III MMI.
Kepada masyarakat ia mengimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sementara Kabag Humas Kementerian Agama Sumbar Efrianto menyampaikan tidak ada kerusakan di Asrama Haji Tabing Padang akibat gempa.
"Saat gempa terjadi jamaah kloter V yang berada di asrama sebagian keluar bangunan, tapi tidak ada laporan jamaah yang trauma," kata dia.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo