Menuju konten utama

Birokrat DKI: Jumlah Pasukan Oranye dan Biru Tak Berkurang

Gubernur Anies mengatakan akan memeriksa jumlah dan kontrak kerja pasukan merah dan biru.

Birokrat DKI: Jumlah Pasukan Oranye dan Biru Tak Berkurang
Pasukan Orange berusaha menyisir lubang resapan air agar genangan air segera reda usai hujan di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Hujan disertai angin kencang menerjang Ibu Kota Jakarta, Senin siang hingga sore, 11 Desember 2017. Terjangan hujan dan angin itu membuat sejumlah kawasan di DKI Jakarta tergenang air setinggi betis hingga pinggang orang dewasa.

Genangan itu tak lantas cepat surut hingga membikin warganet mengomentari kinerja Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang baru dilantik pertengahan Oktober lalu. Salah satu yang disoalkan warganet adalah ketidaksigapan pasukan oranye dan biru dalam menanggulangi dan mengantisipasi genangan lantaran kontrak mereka dikabarkan mulai bermasalah.

Tudingan warganet ini ramai jadi bahan perbincangan Senin malam.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantas merespons obrolan warganet. Anies menerangkan pasukan oranye atau Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) tak lamban bekerja. Pasukannya tetap sigap bekerja saat air membanjiri ruas-ruas jalan dan pemukiman di Jakarta.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga mengaku mengirim pesan elektronik kepada tim pasukan oranye, sebagai bentuk apresiasi atas kinerja mereka membereskan genangan di jalan-jalan Ibu kota.

“Mereka hujan-hujan, mereka bekerja tengah malam, dan berbasah-basah untuk memastikan warga Jakarta [aman]," kata Anies, Selasa 12 Desember 2017.

Terkait dengan jumlah, Anies mengaku akan mengecek apakah jumlah petugas yang saat ini ada siap untuk bertugas menanggulangi banjir di Jakarta. Anies menyebut, pemeriksaan tak hanya soal jumlah melainkan soal kontrak kerja anggota PPSU.

"Nanti, saya akan periksa dan cek," ujar Anies.

Tidak Ada Pengurangan

Soal kontrak ini, Lurah Cengkareng Barat Boy Raya Purba menerangkan kontrak pasukan oranye memang selalu dievaluasi setiap akhir tahun. Evaluasi ini dilakukan untuk memeriksa masa kontraknya masing-masing.

Jika lolos dievaluasi, masing-masing anggota PPSU ini akan diminta mengisi formulir sebagai syarat perpanjangan kontrak kerja di masing-masing wilayah kelurahan. Selama masa evaluasi ini, Boy menyebut, para petugas tetap bisa bekerja sambil menunggu sampai kontrak mereka diperbarui.

Atas dasar inilah, Boy membantah tudingan warganet yang menyebut personel PPSU dianggap berkurang dari yang sebelumnya.

"Kalau mereka masa kontraknya habis Januari dan lolos evaluasi, mereka tetap bisa kerja. Nanti tinggal isi lagi formulir, diperbarui masa kontraknya," ungkap Boy kepada Tirto, Rabu (13/12).

Untuk lowongan pasukan oranye tahun 2018, Boy menyebut, setiap kelurahan yang ada di DKI Jakarta akan membuka lowongan. Pembukaan lowongan ini dilakukan untuk memenuhi kuota petugas kelurahan yang berkurang lantaran diberhentikan setelah evaluasi kinerja.

"Di Cengkareng Barat sendiri ada 83 petugas. Tapi jumlahnya beda dengan kelurahan lain," kata dia. "Coba dicek saja di daerah lain apakah berkurang. Mungkin yang bilang enggak ada PPSU karena biasanya mereka kerja pas enggak hujan."

Jumlah total pasukan oranye di DKI saat ini mencapai 20.190 orang. Mereka tersebar di 267 kelurahan di DKI Jakarta. Setiap kelurahan memiliki 70 hingga 75 pasukan oranye yang siap ditugaskan setiap hari.

Keberadaan pasukan oranye ini diatur dalam Pasal 9 Peraturan Gubernur Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Umum Tingkat Kelurahan.

Tetap Bekerja Saat Dievaluasi

Pernyataan serupa dengan Boy juga dikemukakan Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendrawan. Kepada Tirto, Teguh menjelaskan soal pengisian kembali kontrak kerja pekerja harian lepas (PHL) di Dinas SDA yang menaungi pasukan biru.

Teguh menegaskan tidak ada pengurangan jumlah pasukan biru yang selama ini bertugas. Pengurangan hanya terjadi ketika masa kontraknya habis. Saat ini, jumlah pasukan biru mencapai 2.127 orang.

"Masa kontraknya juga kan enggak sama. Ada yang habis Desember, ada yang habis Januari ada yang Juli," kata dia usai mengunjungi lokasi tanggul yang jebol di Jati Padang, Jakarta Selatan.

Teguh juga menepis anggapan bahwa para petugas biru kurang terlihat di lapangan selama banjir. "Buktinya kemarin di Dukuh Atas ada. Ini barusan juga ada bawa pompa," ungkapnya.

Di beberapa wilayah, pernyataan yang disampaikan Boy dan Teguh, ada benarnya. Di Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat misalnya. Pasukan oranye dan biru tampak sigap bekerja ketika hujan sudah reda dalam menangani banjir saat hujan turun, Senin sore.

Hal serupa juga tampak di Jalan Jaksa, mereka membersihkan sisa-sisa genangan air di jalan Jaksa, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa Pagi. Tak jauh dari pasukan oranye, belasan pasukan biru juga terlihat sibuk membersihkan gorong-gorong di bawah trotoar jalan Jaksa dengan mobil pompa air.

Marwan (37) salah satu anggota pasukan biru menuturkan kepada Tirto, mereka selalu bekerja seperti biasa. Meski begitu, ia tak mengetahui soal pengisian ulang formulir kontrak selepas dievaluasi.

Menurut Marwan, dirinya tak pernah mendapat instruksi untuk mengisi formulir baru. Ia hanya mengetahui jika kontraknya habis akan diperbaharui. "Ya, di mana-mana kayak gitu," ucapnya.

Keterangan serupa dikatakan Richard (28), anggota pasukan oranye yang bertugas di Kelurahan Kebon Sirih. Richard mengaku tak pernah tahu soal formulir baru setelah tiga tahun bekerja, lantaran tak pernah ada pemberhentian kerja selama masa evaluasi berlangsung. "Ya kerja tetap kerja. Kalau enggak masuk malah ditanyain," ucapnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Mufti Sholih & Maulida Sri Handayani