Menuju konten utama

BI Waspadai Pelemahan Rupiah dan Perang Dagang jika Trump Menang

Kemenangan sementara Donald Trump pada Pemilu AS 2024 membuat Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mewaspadai sejumlah situasi ekonomi. 

BI Waspadai Pelemahan Rupiah dan Perang Dagang jika Trump Menang
Kombinasi gambar yang dibuat pada tanggal 02 November 2024 ini menunjukkan Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump (kiri) memberi isyarat saat ia tiba di panggung untuk berbicara selama rapat umum kampanye di Sports and Expo Center di Macomb Community College di Warren, Michigan, 1 November 2024, dan Wakil Presiden AS dan Demokrat calon presiden Kamala Harris (kanan) berjalan di atas panggung saat ia tiba untuk rapat umum kampanye di Amfiteater Craig Ranch di Las Vegas, Nevada, pada 31 Oktober 2024. (Photo by ROBERTO SCHMIDT and David Becker / AFP)

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan kewaspadaannya apabila Donald J. Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Menurutnya, apabila hal itu terjadi, mata uang dolar akan semakin menguat, pun dengan suku bunga AS yang juga akan tetap tinggi.

Ia menambahkan, perang dagang antara AS dan Cina juga berpotensi terus berlanjut.

“Monitoring hari ini perkembangan pemilu di AS yang perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar, kami melihat kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi, dan tentu saja perang dagang berlanjut,” katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2024).

Menurutnya, dinamika ini praktis akan berdampak ke seluruh negara, khususnya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dalam hal ini, tekanan terhadap nilai tukar akan terjadi. Pun dengan arus modal asing yang masuk dan keluar dari negara berkembang, sehingga memengaruhi pula dinamika ketidakpastian di pasar keuangan.

Pada saat yang sama, kata dia, menangnya Trump juga akan berpotensi memantik ketegangan geopolitik dunia yang sampai saat ini masih terus meningkat imbas konflik timur tengah yang terus berlanjut. Hal ini jelas akan membuat keberlanjutan tren penurunan suku bunga acuan oleh bank-bank sentral di dunia tersendat.

“Ini yang kita harus respons secara hati-hati. Bank Indonesia untuk itu terus menyampaikan komitmen kami menjaga stabilitas dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bersinergi erat dengan pemerintah dan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan),” imbuhnya.

Sementara itu, mengutip VOA, sampai pukul 15.50 WIB, Trump menang di 267 dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk meraih suara mayoritas. Sementara jalan mantan Wakil Presiden Kamala Harris ke Gedung Putih semakin sempit dengan hanya meraih 224 suara elektoral.

Dalam sistem Pemilu AS, pemilihan presiden dihitung dalam serangkaian kontes negara bagian demi negara bagian. Harris dan Trump dengan cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang setelah pemungutan suara ditutup pada Selasa (5/11/2024) di negara bagian tempat partai mereka memperoleh dukungan mayoritas. Sementara itu, tujuh negara bagian yang disebut medan pertempuran diperkirakan akan mengubah keadaan dan menentukan pemenangnya.

“Trump terus maju dengan kemenangan penting di wilayah tersebut, menggabungkan kemenangannya di Pennsylvania dengan kemenangan di Georgia dan North Carolina untuk memberinya sedikitnya 267 dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk meraih mayoritas. Harris harus memenangkan semua negara bagian yang belum dimenangkan, termasuk Michigan, Wisconsin, Nevada, dan Arizona,” tulis laporan VOA, dikutip Rabu (6/11/2024).

Baca juga artikel terkait PEMILU AS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi