tirto.id - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan The Federal Reserve (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunganya mencapai 3,5 persen pada tahun ini. Sementara pada 2023, Bank sentral Amerika Serikat (AS) itu juga diperkirakan menaikkan suku bunganya menjadi 4 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya sebelumnya memperkirakan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sampai 3,25 persen tahun ini. Namun, perkembangan terbaru bank sentral AS itu akan lebih cepat mengerek suku bunga untuk naik.
"Dengan perkembangan-perkembangan terbaru perkiraan kami Fed fund rate akan naik menjadi 3,5 persen dan pada tahun 2023 akan naik 50 basis poin (bps) lagi menjadi empat persen," kata dia dalam Rapat RDG BI, Kamis (23/6/2022).
Perry menambahkan, perekonomian global terus diwarnai dengan meningkatnya inflasi di tengah proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah dari sebelumnya. Selain karena ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, dan kebijakan zero COVID-19 di Cina, kenaikan suku bunga juga jadi pemicunya.
"Berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS), merespons kenaikan inflasi tersebut dengan menempuh pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga berpotensi menahan pemulihan perekonomian global dan mendorong peningkatan risiko stagflasi," pungkas dia.
Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikan suku bunga ini merupakan yang paling tajam sejak 1994, karena berlomba untuk meredam inflasi yang berjalan ke level tertinggi dalam empat dekade.
Ketua Fed Jerome Powell memperkirakan kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin kemungkinan besar akan ada pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya pada Juli. Dia menambahkan, komite akan membuat keputusan berdasarkan data ekonomi yang masuk.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang