tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penjualan eceran mengalami kontraksi yang semakin dalam pada Desember 2020. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2020 terkontraksi 19,2 persen year on year (yoy) alias lebih dalam dari November 2020 dengan kontraksi 16,3 persen yoy.
“Kenaikan permintaan tidak setinggi periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga secara tahunan, kinerja penjualan eceran periode Desember 2020 mengalami kontraksi lebih dalam dari bulan sebelumnya,” Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis yang dikutip, Rabu (10/2/2021).
Kontraksi ini diperkirakan masih berlanjut pada awal 2021 meski diyakini kontraksinya akan semakin mengecil. BI memprediksi IPR Januari 2021 akan terkontraksi 14,2 persen yoy. BI meyakini perbaikan terindikasi terjadi pada sebagian besar kelompok, terutama subkelompok sandang, kelompok makanan, minuman, tembakau, dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya.
Sementara itu, IPR Desember 2020 tercatat tumbuh positif 4,8 persen secara month to month (mtom) atau secara bulanan, membaik dari November 2020 kontraksi 1,2 persen mtom. Secara bulanan penjualan eceran terdorong kenaikan permintaan dalam rangka hari raya Natal dan Tahun Baru.
Sayangnya kenaikan bulanan ini diperkirakan akan kembali terkoreksi pada awal Januari 2021 dengan IPR bulanan kembali terkontraksi 1,8 persen mtom. Erwin mengatakan ada sejumlah faktor.
“Sejalan dengan faktor musiman permintaan masyarakat yang menurun pasca HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional), di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali, serta faktor musim/cuaca dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah,” ucap Erwin.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan