tirto.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada triwulan III dan IV tahun 2018 akan lebih baik dari periode sebelumnya.
Defisit transaksi berjalan pada triwulan I tahun 2018 tercatat sebesar 2,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar 5,5 miliar dolar AS. Sedangkan defisit transaksi berjalan pada triwulan II tahun 2018 diperkirakan di atas 2,5 persen.
"Kalau triwulan II, memang secara musiman keseluruhan neraca transaksi berjalan defisit agak lebih tinggi dari triwulan I. Namun, secara tahunan, kami perkirakan di triwulan III, IV akan menurun lebih rendah dari 2,5 persen dari PDB," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, pada Senin (9/7/2018).
Perry menjelaskan defisit transaksi berjalan diproyeksikan membaik karena dampak Lebaran sudah lewat. Artinya, kenaikan angka impor akibat peningkatan kebutuhan saat Lebaran 2018 tidak lagi mempengaruhi neraca perdagangan pada triwulan III dan IV tahun 2018. Selain itu, pada periode tersebut, diperkirakan nilai ekspor juga mengalami kenaikan.
"Naik karena keduanya ekspor-impor membaik, karena pada masa Lebaran agak terbatas [ekspor]," kata Perry.
Di sisi lain, pada beberapa bulan terakhir, kebutuhan impor tidak hanya dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan pangan menjelang Lebaran 2018, tapi juga pembangunan infrastruktur.
Perry juga memperkirakan neraca perdagangan pada Juni 2018 lalu memperlihatkan perbaikan dengan nilai surplus sekitar 900 juta dolar AS.
"Saya kira neraca perdagangan akan surplus, itu sudah saya sampaikan dari BI," ucap Perry.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan pada Januari 2018 tercatat mengalami defisit 0,68 miliar dolar AS. Pada Februari 2018, neraca perdagangan Indonesia kembali defisit senilai 0,12 miliar dolar AS.
Kemudian pada Maret 2018, neraca perdagangan dalam negeri mengalami surplus 1,09 miliar dolar AS. Akan tetapi, pada April 2018, neraca perdagangan kembali mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Addi M Idhom