tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membuka peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan dari level 5 persen.
“Kalau ditanya ada ruang penurunan suku bunga? Iya. Tapi apakah BI akan menggunakannya? nanti dulu, kami pertimbangkan,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (23/1/2020).
Perry menyampaikan, dukungan kebijakan moneter BI tak melulu berupa penurunan suku bunga. Ia bilang, BI masih punya instrument lain seperti intervensi likuiditas perbankan atau operasi moneter.
Dalam pertimbangannya, lanjut Perry, BI juga perlu mempertimbangkan perkembangan ekonomi global dan domestik.
“Mungkin lebih cocok likuiditas (atau lainnya). Kami akan update terus,” ucap Perry.
Soal kepastian penurunan suku bunga melampaui 5 persen, Perry pun belum mau membeberkan detailnya lebih lanjut. Ia hanya memastikan kalau kebijakan moneter BI akan selalu bersifat akomodatif.
Ia mengklaim kalau kebijakan yang diambil pasti dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Misalnya kebijakan BI yang bisa mendorong manufaktur, hilirisasi, pariwisata hingga UMKM.
“Itu akan terus kita lakukan,” ucap Perry.
Selama tahun 2019 BI tercatat telah menurunkan tingkat suku bunga sebanyak empat kali. Penurunan pertama terjadi pada 18 Juni 2019 sebesar 25 bps dari 6 persen menjadi 5,75 persen.
Lalu penurunan kembali terjadi pada kedua kalinya yaitu 22 Agustus 2019 sebanyak 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Penurunan ketiga terjadi pada 19 September 2019 sebanyak 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Lalu penurunan terkahir terjadi pada 24 Oktober 2019 dari 5,25 persen suku bunga turun lagi menjadi 5 persen.
Nilai ini terus bertahan sejak penurunan terakhir pada 24 Oktober 2019. Hingga Januari 2020, suku bunga bertahan pada level 5 persen atau sekitar 3 bulan.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana