Menuju konten utama

BI: Banjir Jadi Penyebab Harga Bawang Putih & Merah Meroket

Bank Indonesia menilai kenaikan harga bawang merah dan putih imbas bencana banjir di sejumlah wilayah sentra produksi seperti di Brebes hingga Kendal.

BI: Banjir Jadi Penyebab Harga Bawang Putih & Merah Meroket
Pedagang mensortir bawang merah saat berjualan di Pasar Al-Mahirah, Desa Lamdingin, Banda Aceh, Aceh, Kamis (18/4/2024). ANTARA FOTO/Ampelsa/aww.

tirto.id - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni Primanto Joewono, mengatakan, pihaknya terus mengamati berbagai risiko kenaikan harga pangan. Dia pun menyoroti harga bawang merah dan putih yang semakin mahal.

Doni menuturkan, kenaikan harga bawang merah imbas bencana banjir di sejumlah wilayah sentra produksi. Seperti di Brebes, Demak hingga Kendal.

"Memang beberapa sentra produksi bawang merah seperti Brebes, Demak, Kendal dan lainnya itu dalam kondisi banjir sehingga mempengaruhi pasokan dan distribusi," kata Doni dalam konferensi pers pengumuman hasil RDG April 2024 di Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Tidak hanya itu, Doni juga meminta seluruh pihak untuk mewaspadai kenaikan harga bawang putih dari negara importir seperti Cina. Hal ini karena pasokan bawang di dalam negeri sebagian besar dialirkan dari impor.

"Yang harus diwaspadai, harga bawang putih dari negara pemasok Tiongkok harga bawang putihnya meningkat," kata Doni.

Dikutip dari harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 24 April 2024, harga bawang merah terlihat mengalami kenaikan Rp430 menjadi Rp53.130 per kilogram (kg). Kemudian, harga bawang putih bonggol tercatat naik Rp410 menjadi Rp43.830 per kg.

Sementara itu, harga komoditas lain seperti beras, cabai dan telur ayam terpantau stabil. Sementara itu, BI tetap mencatat adanya inflasi volatile food sebesar 10,33 persen year-on-year (yoy) pada Maret 2024.

"Kami melihat di pertengahan April ini mencermati sejumlah komoditas seperti beras, cabai, telur ayam telah mengalami koreksi harga," ucap Doni.

Kemudian, pemerintah juga terus mengupayakan bantuan pangan beras. Pada catatan 19 April 2024, pemerintah sudah mencairkan 629 ribu ton beras ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Seperti diketahui, bantuan pangan yang berasal dari cadangan beras pemerintah diupayakan akan dilanjutkan hingga Juni 2024, jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 dalam kondisi yang memungkinkan.

Pemerintah saat ini masih menghitung kembali kemampuan fiskal untuk memastikan bantuan tersebut dapat dilanjutkan. Doni pun menekankan pemerintah akan terus melakukan upaya-upaya strategis agar program pro-rakyat yang digalakkan dapat berjalan sesuai harapan.

Baca juga artikel terkait HARGA PANGAN atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin