Menuju konten utama

BG Sebut Makan Bergizi Gratis Tingkatkan IQ Anak Hingga 15 Poin

Budi Gunawan mendorong swasembada pangan demi menopang program makan bergizi gratis.

BG Sebut Makan Bergizi Gratis Tingkatkan IQ Anak Hingga 15 Poin
Sejumlah siswa menyantap makanan saat uji coba makanan bergizi gratis di SDN 01 Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/11/2024). Komisi IX DPR melakukan peninjauan program uji coba makan bergizi untuk kesehatan anak-anak Indonesia melalui program inovatif Makan Bergizi Gratis (MBG), program itersebut untuk memastikan seluruh siswa mendapatkan asupan gizi seimbang yang memenuhi standar kesehatan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/Spt.

tirto.id - Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, mengeklaim kebijakan program makan bergizi gratis dapat meningkatkan IQ anak hingga sebesar 15 poin. Budi mengutip dari tulisan The Economist pada Juli 2024.

Dia juga mengutip riset James Flynn di 72 negara yang memperlihatkan bahwa dalam 72 tahun sejak 1948 hingga 2020 terjadi peningkatan IQ masyarakat dunia hingga 2,2 poin karena pemenuhan gizi makanan.

"Dari tahun 1948 hingga tahun 2020, IQ masyarakat dunia ini naik menjadi 2,2 poin karena pemenuhan gizi yang membaik," kata Budi Gunawan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pemerintah Daerah di Sentul International Convention Center, Bogor, Kamis (7/11/2024).

Untuk mendukung kebijakan makan bergizi gratis yang menjadi program andalan di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, maka Budi mendorong adanya swasembada pangan.

Dia menjelaskan bahwa swasembada pangan akan diimbangi dengan swasembada energi demi memenuhi kebutuhan konsumsi 300 juta masyarakat Indonesia.

"Untuk memenuhi kebutuhan akibat pertumbuhan populasi Indonesia di atas 300 juta orang, maka diperlukan kemampuan kita di bidang swasembada pangan dan energi untuk menjamin kemandirian kita dan daya saing Indonesia," kata Budi.

Dia menyampaikan ada sejumlah masalah yang membuat rencana program kerja swasembada pangan dan energi menjadi gagal. Di antaranya adalah ketidakstabilan politik dan keamanan terutama kepastian hukum di praktik korupsi hingga penyelundupan maupun tindak pidana lainnya.

"Penghambat utama pertumbuhan ekonomi kita adalah karena faktor ketidakstabilan di bidang politik dan keamanan, terutama kepastian hukum di dalam menghadapi praktik-praktik koruptif." katanya.

Budi mengutip pernyataan ekonom asal Turki Dalon Acemoglu yang meraih nobel 2024, bahwa apabila negara kuat tapi masyarakatnya lemah maka akan menghasilkan negara otoritarian. Bila negara lemah, masyarakat kuat maka akan membuat negara menjadi anarki.

"Namun kalau negara kuat, masyarakatnya juga kuat, akan menghasilkan kesejahteraan," katanya.

Dalam pidatonya, Budi juga mengutip Piagam Madinah, sebuah dokumen yang mengatur kerukunan antara kaum Muslim, Yahudi, serta suku-suku lainnya untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di wilayah Madinah. Dari piagam tersebut, dijelaskan bahwa stabilitas politik dan keamanan merupakan prasyarat penting sebagai landasan bagi pembangunan nasional di berbagai peradaban.

“Menjaga stabilitas itu membutuhkan kerja sama di antara kita semua, karena tidak akan mungkin, kita mampu menangani stabilitas ini, hanya salah satu atau satu institusi saja. Kita semua yang hadir di sini, memiliki tanggung jawab yang sama,” kata Budi.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto