tirto.id - Barangkali pernah sesekali dijumpai seseorang yang sangat terobsesi pada makanan sehat sehingga tak memiliki waktu melakukan hal lain. Kondisi ini umumnya disebut orthorexia nervosa.
Pengidap orthorexia nervosa biasanya bermula saat ia tertarik mempelajari cara mengonsumsi makanan sehat. Hasilnya, ia akan memfokuskan semua energinya hanya untuk mengontrol makanan yang akan ia konsumsi.
The National Eating Dissorder Association, sebuah perkumpulan yang berfokus pada gangguan makan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kondisi ini mirip dengan anoreksia nervosa dan bulimia. Bedanya, penderita bukannya menargetkan jumlah makanan, tetapi justru menghabiskan seluruh waktu mereka pada apa yang mereka makan.
"Apa yang terjadi sekarang adalah obsesi mendapatkan makanan yang bersih dan sehat, berlawanan dengan gangguan di masa lalu di mana seseorang didorong menjadi lebih kurus. Dalam orthorexia, motivasi [penderita] adalah kebersihan, kemurnian, dan sealami mungkin," ujar Sondra Kronberg, MS, RD, sebagaimana dikutip dari Antara.
Menurut Kronberg, saat motivasi itu menjadi hal yang menyiksa bagi kehidupan seseorang maka ahli bisa mengatakan itu sebagai gangguan.
"... Ini bukan sebatas: 'Saya lebih suka makan makanan yang sehat, tapi saya fleksibel mengetahui tubuh saya akan tetap sehat bila harus mengonsumsi roti biasa, atau pasta biasa'," kata dia.
Untuk mengobati gangguan orthorexia, standarnya adalah terapi berbasis bicara sehingga membuat penderita tidak lagi terlalu mengontrol makanannya.
"Semacam berbicara tentang bagaimana Anda takut makan sesuatu atau tidak ingin makan sesuatu, atau apa yang terjadi pada Anda. Seseorang [ahli] duduk bersama penderita dan melihat ia mulai gemetar ketika makanan tertentu tersaji di depannya," tutur Kronberg.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari