tirto.id - Rumor perihal truk kontainer pembawa surat suara pemilu yang berasal dari Cina kembali beredar. Pangkalnya adalah unggahan di aplikasi Facebook dari pengguna bernama Al Yubbi, 11 Maret 2019, 2:08 AM.
Pengunggah menampilkan sebuah foto disertai teks, "MOBIL KPU ASAL CHINA, MEMBAWA PULUHAN JUTA KERTAS SURAT SUARA. UNTUK PEMILU 17APRIL2019...APA YANG TERLINTAS DALAM BENAKNYA ANDA MELIHAT MOBIL DARI CHINA MEMBAWA KERTAS SUARA PEMILU..??????" Tidak ada keterangan perihal lokasi, waktu, dan sosok yang berada di dalam foto.
Sehari sebelumnya, salah satu foto yang diunggah Al Yubbi juga muncul dalam cuitan pengguna Twitter bernama Andi Arief (@AndiArief_). Cuitan pada 10 Maret 2019 pukul 6:06 PM itu menampilkan dua buah foto dan dengan teks komentar: “Ini sudah dilaporkan ke KPU melalui seorang wartawan. KPU meminta membantu mencari data tentang ini, kapan dan di mana. Tugas KPU dan kita semua mencari kebenaran.”
Cuitan itu juga tidak menampilkan keterangan jelas perihal lokasi, waktu, serta keterangan sosok yang berada di dalam foto. Dalam cuitan lanjutannya, Andi Arief memang berusaha menampilkan informasi yang dia dapat dari salah satu anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, tetap saja informasi foto dan cuitannya bisa berujung multitafsir.
KLAIM
Tanpa keterangan jelas perihal lokasi, waktu dan sosok yang berada di dalam fotonya; unggahan Facebook Al Yubbi, 11 Maret 2019, 2:08 AM melontarkan klaim bahwa foto tersebut mobil KPU yang berasal dari Cina, termasuk surat suaranya. Benarkah klaim ini?
FAKTA
Melalui pemeriksaan unsur-unsur dalam foto; sosok yang berada di dalam foto tersebut adalah Ibah Muthiah, Ketua KPU Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua KPU Kulon Progo Ibah Muthiah, saat kami konfirmasi perihal foto yang beredar tersebut, membenarkan bahwa sosok dalam foto itu adalah dirinya. Ibah menjelaskan bahwa konteks dalam foto itu adalah dokumentasi serah terima dokumentasi kedatangan surat suara di gudang KPU Kulon Progo, 8 Maret 2019.
Hal itu Ibah lakukan bersama aparat keamanan yang bertugas mengawal pengiriman logistik. Karena itulah, Ibah bersama aparat keamanan menunjuk ke tanda segel pada truk, menunjukkan bahwa boks itu belum dibuka.
“Karena yang ngawal itu Polres. Dia mau, istilahnya, [melakukan] serah terima. Yo wis tak serahke nang Ketua [bahasa Jawa: Ya sudah diserahkan kepada Ketua KPU]. Karena kebetulan saya ketua KPU, atas nama KPU, [saya] iya [menerima]. Sebelum truk itu dibuka, kan [boks] masih bersegel. Saya suruh foto di situ. Akhirnya, kami foto. Dan itu juga sebagai bahan laporan bahwa dia bekerja dan sudah menjalankan tugas dengan baik. Gitu saja,” jelas Ibah.
Ibah juga menyangkal rumor yang menyebutkan truk itu datang dari Cina. Saat Tirto menghubunginya melalui telepon pada 11 Maret 2019, dia menyebut surat suara itu berasal dari Surakarta dan dikirim melalui jasa ekspedisi. Kebetulan saja jasa ekspedisi itu memiliki truk bertuliskan bahasa asing.
“Gini, Sebenarnya kan surat suara itu di Surakarta, percetakannya. Menggunakan jasa ekspedisi itu, truknya kan enggak [ditetapkan] harus [punya] standar tertentu. Itu sudah wilayah ekspedisi. Kebetulan ada bahasa itu ya, yo biasalah. Sekarang [ sensitif. Jadi selama kita melakukan hal betul, ya biarkan saja,” tegas Ibah.
Sementara itu, foto kedua yang dibagikan pengguna Twitter bernama Andi Arief (@AndiArief_) terkonfirmasi sebagai foto dokumentasi kedatangan surat suara di gudang KPU Kulon Progo, 8 Maret 2019. Foto yang sama persis dapat ditemukan pada unggahan foto Facebook resmi KPU Kulon Progo.
KPU Kulon Progo juga menjelaskan kedatangan logistik surat suara itu melalui laman resminya. KPU Kulon Progo menyebutkan logistik yang diterima KPU Kulon Progo baru surat suara untuk DPR RI. Jumlahnya mencapai 341.591 surat suara. Belum ada informasi soal surat suara DPRD DIY, DPRD Kulonprogo, DPD, dan surat suara pilpres. Ketua KPU Kulon Progo sendiri menyatakan KPU RI akan mengundang mereka ke Jakarta terkait dengan surat suara yang belum dicetak.
Aksara Cina?
Sementara itu, terkait aksara yang tertera dalam truk tersebut, kami mencoba periksa dengan metode konversi OCR ke teks. Dengan menggunakan aplikasi terbuka online OnlineOCR, kami dapatkan aksara dalam foto pertama, yang merupakan versi foto lebih lengkap KPU dari foto unggahan pengguna bernama Al Yubbi. Juga dari foto kedua.
Penting untuk dicatat bahwa hasil konversi OCR terkadang tidak sempurna. Untuk foto pertama, teksnya adalah に媛尋 謝 yang mengarah pada huruf kanji Cina. Sementara itu, untuk foto kedua, teksnya adalah J主意くださ, yang mengarah ke huruf kanji Jepang.
Keterangan Konsorsium Temprina, Pencetak Surat Suara
Tirto juga mendapat konfirmasi langsung dari Temprina, konsorsium yang mencetak surat suara itu. General Manager PT Temprina Media Grafika, Agus Suryo, melalui komunikasi via telepon pada 11 Maret 2019 dengan Tirto, mengatakan pihaknya menjamin surat suara yang sampai ke tangan KPU Kulon Progo berasal dari perusahaannya. Ia juga telah melalui prosedur yang lengkap dan benar.
“Ini gara-gara tulisan, ya. Jadi, kalau truknya tulisannya Inggris, dari Inggris? Makanya, saya juga ada yang memberitakan kayak gitu, saya ketawa saja. Semua sudah oke, sesuai prosedur dan dokumennya juga lengkap, enggak ada yang kita manipulasi data dan lainnya. Enggak adalah," kata Agus. "Siapa yang menyebarkan hoaks itu?”
Sementara itu, Aris Gunawan sebagai Asisten Manager PT Nyata (salah satu anak perusahaan Temprina di Solo), menyatakan hal sama: pengiriman surat suara ke KPU Kulon Progo turut disaksikan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan. Aparat juga mengawal dari lokasi percetakan hingga sampai ke gudang KPU Kulon Progo.
Terkait rumor soal mobil asing karena ada aksara Cina di armada pengangkut, Aris menyatakan bahwa kendaraan milik ekspedisi itu sangat mungkin berasal dari mancanegara.
“Kan kita konsorsium antara percetakan dengan ekspedisi. Ekspedisinya kita pakai Cabai Raya. Nah, dia ini punya kendaraan impor dari Singapura. Kebanyakan kan Singapura, yang mobil-mobil boks. Tulisan yang di dalam [truk], kalau enggak salah, saya translate itu [artinya 'harap hati-hati'. Untuk yang di luar [truk] itu tulisan Cina, benar. [Huruf itu menunjukkan nama] kapal apa, perjalanan di kapal apa, kalau enggak salah,” tuturnya.
Baik Agus ataupun Aris juga memberikan beberapa dokumentasi dan informasi kelengkapan pihak ekspedisi yang terkait dengan pengiriman surat suara untuk KPU Kulon Progo, 8 Maret lalu itu. Bukti-bukti dokumentasi tersebut menguatkan fakta bahwa prosedur pengiriman surat suara telah melalui standar dan prosedur yang ketat. Mereka juga menjamin bahwa surat suara tidak berasal dari mancanegara.
KESIMPULAN
Melalui proses pemeriksaan fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim soal mobil KPU berasal dari Cina itu tidak sepenuhnya tepat. Kendaraan pengangkut surat suara itu memang sangat mungkin dibeli dari mancanegara. Namun, surat suara yang dikirim menggunakan kendaraan-kendaraan itu dipastikan berasal dari percetakan di Solo.
Informasi yang beredar ini masuk dalam kategori disinformasi atau informasi yang secara sengaja menampilkan kabar dengan bingkai tafsiran informasi keliru. Dalam konteks menjelang pelaksanaan pemilu, disinformasi seperti ini dapat membuat naiknya sentimen anti-asing. Ia juga bisa menyebabkan delegitimasi dan ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU.
Editor: Maulida Sri Handayani