Menuju konten utama

Bentuk Ketimpangan Sosial dan Dampak Kesenjangan di Berbagai Sektor

Ada beragam bentuk ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Ketimpangan sosial juga dapat berdampak ke berbagai sektor.

Bentuk Ketimpangan Sosial dan Dampak Kesenjangan di Berbagai Sektor
(Ilustrasi ketimpangan sosial) Pemukiman padat di bantaran rel kereta api. ANTARA/Prasetyo Utomo

tirto.id - Sebagaimana banyak negara berkembang lainnya, Indonesia hingga kini masih harus menghadapi masalah kesenjangan sosial. Istilah terakhir, sering pula disebut dengan ketimpangan sosial.

Hal ini dikarenakan sulitnya masyarakat kelas bawah dalam merasakan apa itu yang dinamakan pemerataan sumber daya.

Gambaran ketimpangan sosial di Indonesia sempat terekam dalam laporan riset terbitan Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) pada 2017 berjudul "Menuju Indonesia yang Lebih Setara."

Laporan tersebut menyimpulkan kekayaan kolektif empat orang terkaya di Indonesia, yang tercatat sebesar 25 miliar dolar AS, sama dengan gabungan harta 100 juta orang termiskin.

Meskipun begitu, kesenjangan sosial tidak hanya terjadi di negara berkembang. Kesenjangan sosial juga menjadi persoalan di negara-negara maju.

Sebagaimana dilansir laman UGM, President of International Consortioum of Social Development, Professor Manohar Pawar pernah menjelaskan bahwa kesenjangan sosial terjadi karena tingginya pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi distribusi pendapatan yang merata.

Beragam Bentuk Ketimpangan Sosial

Kesenjangan atau ketimpangan sosial adalah kondisi saat perbedaan batas kemampuan finansial dan status sosial terjadi di antara masyarakat yang hidup di sebuah wilayah, demikian mengutip publikasi resmi BPMK Kemdikbud.

Situasi ketimpangan sosial biasa terjadi jika pembagian akses untuk memanfaatkan sumber daya di suatu wilayah tidak seimbang dan merata.

Dengan adanya ketidaksamaan dalam pemilikan sumber daya dapat memicu kerugian pada pihak tertentu. Akhirnya, muncul jurang pemisah antara masyarakat miskin dan orang kaya.

Dalam kehidupan masyarakat, ketimpangan sosial bisa mewujud dalam beragam bentuk. Sesuai dengan penjelasan dalam modul Sosiologi terbitan Kemdikbud, setidaknya terdapat enam bentuk ketimpangan sosial. Berikut daftar 6 bentuk ketimpangan sosial.

1. Ketimpangan desa dan kota

Bentuk ketimpangan ini ditandai dengan adanya arus urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota, yang menyebabkan tingkat kesejahteraan di perdesaan menurun dan meningkatkan jumlah pemukiman kumuh, kriminalitas, serta pengangguran di kota.

2. Kesenjangan kualitas sumber daya manusia

Kesenjangan pembangunan diri manusia menyebabkan ada sebagian orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dan ada juga yang tidak. Situasi ini bisa terjadi karena belum meratanya akses terhadap pendidikan berkualitas.

3. Ketimpangan antargolongan sosial ekonomi

Bentuk kesenjangan sosial ini diperlihatkan dengan semakin meningkatnya ketimpangan ekonomi di antara golongan-golongan dalam masyarakat. Kesenjangan ekonomi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

  • Menurunnya pendapatan per kapita akibat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa diiringi peningkatan produktivitas.
  • Ketidakmerataan hasil pembangunan antardaerah.
  • Rendahnya mobilitas sosial akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kurang usaha.
  • Hancurnya industri kerajinan rakyat akibat monopoli pengusaha bermodal besar.

4. Ketimpangan kepemilikan aset

Kesenjangan ini terihat dari penyebaran aset yang tidak merata di masyarakat. Jadi, kepemilikan aset masih terkonsentrasi dalam skala besar di kalangan perusahaan swasta besar. Aset ini dapat berupa kekayaan yang dimiliki perusahaan, seperti bangunan, alat produksi, hak kuasa (paten, merek dagang) dan lain sebagainya.

5. Ketimpangan antar-sektor ekonomi

Ketimpangan jenis ini bisa berupa pemberian tempat istimewa untuk sebagian sektor saja. Sebagai conton sektor properti mendapat tempat yang lebih istimewa daripada pertanian.

6. Ketimpangan antarwilayah dan subwilayah

Proses pembangunan negara yang cenderung fokus pada perkotaan menyebabkan fasilitas pada wilayah pedesaan menjadi sangat terbatas. Kelengkapan infrastruktur desa jelas jauh terbelakang apabila dibandingan dengan di perkotaan.

Bentuk ketimpangan jenis ini juga bisa terlihat dari konsentrasi ekonomi di perkotaan, terutama ibu kota, sehingga daerah hanya mendapatkan porsi aktivitas perekonomian yang kecil.

Dampak Kesenjangan Sosial

Mayoritas bentuk-bentuk kesenjangan sosial di atas bersinggungan dengan sektor ekonomi. Akan tetapi, upaya mengurangi kemiskinan belum tentu berhasil menyelesaikan ketidaksetaraan sosial.

Sejumlah pihak justru memperdebatkan apakah kemiskinan sekadar menjadi gejala atau penyebab dari ketimpangan sosial. Sebab, ketimpangan sosial bisa berpengaruh atau berdampak ke banyak sektor.

Dikutip dari situs The Equality Trust, kesenjangan sosial mempengaruhi berbagai sektor kehidupan berikut ini.

1. Ekonomi

Tingginya tingkat ketimpangan pendapatan berdampak pada melonjaknya utang, ketidakstabilan ekonomi, serta inflasi. Perilaku kelompok pemilik modal yang terus melipatgandakan kekayaannya cenderung melanggengkan adanya jurang pemisah antara masyarakat kelas bawah dan kelas atas.

2. Pendidikan dan Mobilitas Sosial

Aspek mobilitas sosial sangat berkaitan erat dengan variabel ketidakmerataan pendapatan. Dengan tingkat disparitas pendapatan yang tinggi akan menghasilkan tingkat mobilitas sosial yang rendah. Faktor seseorang memiliki penghasilan besar ataupun kecil kurang lebih ditentukan oleh kualitas pendidikannya.

3. Hukum

Kesenjangan sosial berkorelasi dengan tingkat kejahatan di suatu wilayah. Ketika jurang pemisah masyarakat ekonomi lemah dengan golongan kaya terlalu dalam, sebagian orang berpotensi akan menghalalkan segala cara untuk mengais pendapatan. Akibatnya, tindak kriminal dalam bentuk apa pun dapat terjadi secara masif.

4. Kesehatan

Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa masyarakat dengan pembagian sumber daya merata cenderung memiliki harapan hidup tinggi, tingkat kematian orang dewasa dan bayi rendah, serta terhindar dari penyakit mental, dan obesitas. Manusia saat ini yang lebih perhatian pada kondisi mental seseorang, menyadarkan masyarakat bahwa ketimpang sosial tidak hanya menyerang kesehatan manusia secara fisik melainkan juga psikis.

5. Politik

Kepercayaan dan keaktifan rakyat suatu negara turut dipengaruhi oleh tingkat ketimpangan sosial yang terjadi. Di negara dengan ketimpangan sosial tajam, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akan cenderung rendah.

Dengan rendahnya kepercayaan rakyat pada pemerintah dapat memicu tumbuhnya sikap berontak terhadap kebijakan negara.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Farizqa Ayuluqyana Putri

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Farizqa Ayuluqyana Putri
Penulis: Farizqa Ayuluqyana Putri
Editor: Addi M Idhom