Menuju konten utama

Benny Wenda: Dunia Fokus ke Corona, Indonesia Membantai Orang Papua

ULMWP menyerukan, pemerintah Indonesia harus berhenti menangkap, menyiksa, dan membunuh warga sipil di Papua.

Benny Wenda: Dunia Fokus ke Corona, Indonesia Membantai Orang Papua
Kerabat korban yang diduga dibunuh anggota TNI, menuntut keadilan di RSUD Mimika, Selasa (14/4/2020). foto/Istimewa

tirto.id - Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda kecewa, sebab tindakan pembunuhan orang Papua dilakukan berulang. Senin lalu, dua warga Kwamki Lama, Timika, Papua, Eden Armando Bebari (20) dan Ronny Wandik (23) diduga ditembak mati anggota TNI di Mile 34, area konsensi PT Freeport Indonesia.

"Ini adalah serangan tanpa alasan terhadap orang West Papua yang tidak bersalah. Sementara seluruh dunia berfokus pada pandemi Coronavirus, pemerintah Indonesia malah berfokus untuk terus membantai orang-orang West Papua," kata Benny melalui keterangan tertulis yang ia kirim, Rabu (15/4/2020). West Papua yang ia maksud ialah, sebutan nama negara ketika Papua Merdeka.

ULMWP, kata Benny, mendukung keluarga korban yang teguh mencari keadilan. Dia juga menyerukan terhadap pemerintah Indonesia agar berhenti menangkap, menyiksa, dan membunuh warga sipil di Papua.

"Saya bergabung dengan keluarga para korban untuk menuntut agar para pelaku kekejaman ini harus segera dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka," tuturnya.

Selama tujuh hari terakhir, ULMWP mencatat, terdapat empat orang Papua yang meninggal karena dibunuh dan ditangkap. Selain Bebari dan Wandik, di antaranya pada 7 April, seorang perempuan tua ditangkap paksa di Timika karena dicurigai memasok makanan ke pemberontak West Papua. Karena tanpa bukti dan saksi, akhirnya ia dibebaskan. Kemudian 9 April lalu, seorang mahasiswa berusia 16 tahun, Merek Maiseni diduga ditembak mati anggota TNI di Nabire.

"Dia [Bebari] telanjang dengan bekas siksaan di sekujur tubuhnya," ungkapnya.

Kemarin Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw, dan Kepala BIN Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon mendatangi jenazah mendiang Bebari dan Wandik di RSUD Mimika. Mereka mendengar protes dan tuntutan yang disampaikan oleh keluarga korban.

"Nanti ada petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan investigasi sehingga bisa mengetahui kejadian ini secara seksama dan tentu akan ada proses-proses hukum yang berjalan," kata Asaribab, kemarin.

Sedangkan Waterpauw mengakui, situasi di wilayah Mimika, terutama wilayah konsesi PT Freeport Indonesia belakangan tak kondusif. Sebab berulang terjadi penyerangan yang dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Sehingga, kata Waterpaw, aparat keamanan negara susah membedakan mana warga dan penyerang.

"Karena situasinya begitu terbuka, terkadang kami sulit membedakan mana kelompok-kelompok yang berseberangan dengan kita, mana masyarakat biasa," kata Waterpauw.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Hukum
Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Gilang Ramadhan